Jumat, Desember 31, 2010

Dia yang Golput …. ?


Terinspirasi oleh sebuah pengalaman menjadi anggota tim KPPS PilPres dan PilRek.
Hari masih pagi saat saya dan salah seorang teman saya duduk berjaga meja registrasi di Distrik Jurusan TPS Pilrek. Karena merasa kurang adanya antusiasme pemilih membubuhkan suaranya di surat suara, maka saya berinisiatif untuk menggiring dengan sedikit rayuan agar setiap mahasiswa mau masuk ke bilik suara.
Seorang teman seangkatan kebetulan lewat, dan dengan sigap saya menyapanya. Mencoba menawari agar mau memilih –PILREK-  “Ayo milih dulu, belom milih kan? Tinggal nulis nama kok,” kata saya ramah.
“Nggak ah, saya nggak mau ikut-ikutan beginian,” jawabnya ketus dan datar. Saya mengerutkan kening. Padahal saya mengenal teman saya satu ini aktif di angkatan dan di Lembaga Dakwah Jurusan.
“Mahasiswa nggak boleh Golput,” kata saya menimpali. Dia membalikkan badan, dan meninggalkan saya tak acuh. RRRrrgh!
Tak lama berselang, ada yang lewat lagi. Kali ini kakak senior dan seorang akhwat.
“Ayo Mbak monggo milik Carek dulu,” tawar saya lagi.
“Waduh saya ada kuliah,” katanya menolak halus.
“Hallah Mbak cuman tiga menit aja lho,” rajukku. Tapi dia masih bergeming. “Y awes habis kuliah ya,”
“Nggak janji ya,” katanya sambil lalu. Dan benar saja sampai kuliah Mbak akhwat tersebut selesai dan TPS tutp, Mbak tadi tak kunjung datang.
 Sekarang yang ada di benak saya adalah Kenapa mereka harus memilih Golput?
Ada beberapa asumsi, pertama mereka kecewa dengan kepengurusan yang lalu yang tak kunjung membrikan perubahan yang mereka inginkan. Kedua, mungkin pemilih golongan putih itu tak merasa buat apa saya milih toh ya nggak ada pengaruhnya sama saya. Ketiga, dari pada milh salah mendingan nggak usah. Atau keempat sebuah doktrin haramnya politik, termasuk politik kampus.
Sebagai yang bukan penganut paham golput, saya hanya heran kenapa si Golput ini bisa terjebak dalam alasan2 seperti diatas –dengan asumsi alasan seperti begitu- Padahal jika perkara mereka tidak percaya dengan calon yang bertarung bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jawaban yang saya ingin ungkapkan adalah terlibatlah dalam perubahan yang ingin kamu bentuk. Kenali setiap calon, dan tentukan mana yang paling cocok dengan ideologi yang kamu pegang. Bukan sok-sok acuh tak mau tahu dan men-judge semua calon tidak berkualitas, lalu Golput.
Karena Golput adalah sebuah cara yang paling lemah yang bisa dilakukan seseorang. Saya pernah mendengar cerita, cerita religi. Jika kamu melihat orang berbuat salah, maka ingatkan dengan tindakan. Jika tidak mampu dengan lisan. Jika masih tidak mampu doakan saja agar dia cepat sadar.
Sama dengan kasus Golput yang ternyata juga menjangkit kalangan mahasiswa, ITS terutama. Di cerita di atas Golput adalah golongan yang terakhir.
Ketika kita merasa ada yang tidak beres dengan pemimpin kita, kita harus berani menggugat. Ketika kita merasa pemimpin kita sekarang sudah dirasa tiddak berkompeten dan tidak layak, maka kita harus menggantinya. Di saat kita di beri kesempatan untuk menentukan siapa The Next Pemimpin kita, Mengapa tidak kita manfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Bukan hanya menuntut ketika Pemimpin melakukan kesalahan. Apa nggak malu, “Wes nggak milih, protes ae!!"

Rabu, Desember 29, 2010

Kau Harus Sembuh Ibu


Semuanya berubah. Suasana rumah, adik, ayah, kakak, semuanya berubah. Semuanya menjadi asing. Membuat, aku, mereka, dan kami beradaptasi dengan kondisimu. Ya, semuanya berubah. Sejak kau terbaring dan tak bisa bangun dari tidurmu sebulan lalu, Ibu.  Penyakit yang kini bersarang didirimu benar-benar membuat segalanya berubah.
Mungkin ini teguran keras dari yang Maha Hidup. Mengingatkan kami sekeluarga tentang arti kehadiran seorang ibu di tengah-tengah kami. Tepat sebulan yang lalu keluargaku dikagetkan oleh kondisi Ibu yang tiba-tiba tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Ada apa dengannya, kami pun tak tahu.


Sebuah perjalanan panjang membawa kami sampai di Mojosari, tempat Ibu dilarikan. Dari diagnose Dokter, akhirnya diketahui apa yang sebenarnya diderita Ibuku yang sangat aku dan semua keluargaku sayang itu.
Dari kecil, Ibuku memang sering sakit. Ada kelainan pada jantungnya. Klepnya bocor, begitu ibu biasa menjelaskan penyakitnya pada aku dan saudaraku. Kalau kambuh, aku bisa melihat dada ibuku bergetar hebat tak beraturan, nafasnya memburu dan berat.
Dalam setahun, penyakit Ibu bisa kambuh sampai dua kali. Ini membuat ibu ku tak pernah mempunyai tubuh yang bisa diilang gemuk. Berat badannya tak pernah lebih dari empat puluh kilogram, kurus.  
Berbeda dari sebelumnya, sekarang ibuku divonis mengalami penumbatan pembuluh darah di otak. Membuat organ tubuhnya sebelah kiri total tak bisa digerakkan. Atau yang lebih akrab di telinga penyakit ini biasa disebut stroke.
Ya, sudah sebulan ia hanya bisa berbaring, atau duduk sesekali. Tangan dan kakinya masih belum mengalami perubahan. Kami semua sedih itu pasti. Ayah, seorang yang aku yakin menjadi salah satu yang merasa terpukul. Semalam lagi-lagi aku melihatnya tak bisa tidur menunggui Ibu yang juga tak kunjung bisa memejamkan mata. Ia menemani Ibu dengan setia.
Kakakku, tak jarang menangis didepan ibu, terharu akan sakit yang diderita Ibu. Sedih melihat kondisi Ibu yang praktis tidak bisa apa-apa.
Aku pun begitu. Tapi entah kenapa aku tak pernah bisa  menangis atau mengaharu biru seperti ning (kakakku) ataupun ayah. Aku sedih, sangat sedih.  Aku yakin Ibu juga tahu aku sedih untuknya. Dan aku yakin ibu juga ahu aku bukan anak cengeng yang bisa meneangis didepan orang lain. Dan aku yakin Ibu tahu akau selalu menyebutnya dalam doa ku. Memeinnta kepada-Nya untuk kesembuhannya.
Ibu, semuanya berubah. Kapan kau bisa kembali seperti dulu? kembali membawa tawa disekeliling kami.  Kau harus sembuh, Ibu. Kami semua masih membutuhkanmu. Mungkin ini salah kami yang tak pernah memberi perhatian lebih padamu. Yang hanya meminta perhatianmu tanpa memberi satu yang sama padamu. Maafkan kami Ibu. Kau harus sembuh, Ibu. Agar kami dan aku bisa menebus dosa kami padamu.
Ibu, kau Harus Sembuh!

Kamis, Desember 09, 2010

Lagi-Lagi Aku Disana Dan Merasakannya

Bulu roma ku berdiri. Nafasku tercekat, tarikan nafas sejenak tertahan. Pandanganku mengabur oleh lapisan air di mataku. Lagi-lagi aku disini, diantara mereka. Wajah-wajah penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Tapi bukan itu yang turut aku rasakan. Tapi justru ketakutan.

Sekali lagi aku berada dalam momen ini. Momen yang selalu terulang tiap dua tahun sekali. Momen yang sama namun berbeda. Karena aku hari ini berada langsung dalam ruang utama gedung itu. Bersatu dengan mereka yang bertoga.

Ya, lagi-lagi aku berada di prosesi wisuda. Momen yang dinantikan semua pejuang-pejuang ilmu, termasuk aku. Setelah sebelumnya aku hanya melihat mereka dari luar gedung, kini aku melihat sendiri didalamnya. Bahkan sampai aku merasa aku mengalaminya.

Semua begitu terasa hangat dan bahagia melihat wajah-wajah berseri di depanku. Mereka menebar senyum ke teman samping kanan kirinya. Berbagi cerita tentang rasa memakai toga yang panas, juga ulah unik menuliskan “Calon Orang Sukses Vivat ITS” di topi Toganya.

Sungguh satu perasaan yang bisa terucapkan dengan kata. Bagaimana jika aku sendiri yang mangalaminya. Akankah? Pasti. Kapan? Pasti sebentar lagi. Aku menjawab pertanyaan yang terlontar dari diriku sendiri.

Tak berhenti sampai disana. Aku mengangkat kepalaku dan melihat jajaran orang tua mahasiswa yang melihat dengan bangga anaknya menjabat tangan sang Tetua menerima ijazah bertuliskan Sarjana Teknik berpredikat Dengan Pujian atau bahkan Sangat Memuaskan.

Di sebuah sudut Grha tempatku berdiri, aku menangkap seorang Bapak berperawakan gagah memakai seragam angkatan Laut lengkap berdiri dengan tangan tersikap didada. Ada juga bapak-bapak berkacamata yang sudah lanjut usia. Juga Ibu-ibu yang tak lagi kuat berdiri, yang pasti sudah memoles wajahnya sejak tadi namun sedikit luntur. Wajahnya mereka sama-sama mengatakan “Itu anakku,”

Sama seperti yang kurasakan sejak aku pertama melihat orang-orang didepanku melepaskan predikat mahasiswanya. Aku tercenung. Akankah aku juga merasakannya kelak? Apakah kedua orang tuaku akan juga berdiri diatas tribun dan melihatku memakai toga, dengan Gordon dileher dan ijazah ditangan?

Apa aku akan juga mengalami berfoto ria dengan ayah ibuku, dua adikku dan kakakku? Apa aku akan mengalaminya? Apakah mereka -orang tuaku- mengalami seperti halnya para orang tua yang sedang aku tatap ini? Aku tak sabar, ingin segera semua itu terjadi.

Mau tak mau aku harus mengakui aku trauma. Aku takut apa yang menimpa saudaraku juga menimpaku. Aku tak mau. Tapi aku serasa sudah ada dalam area itu. Area ancaman yang berbahaya.

Orang Tak di Kenal dan Petuahnya
Bodoh. Mungkin itu yang akan kau katakan. Bodoh, kenapa takut dengan hal yang bahkan belum terjadi. tanpa terasa, bulir air mata itu akhirnya jatuh juga. Segera aku menghapusnya dan kembali focus untuk apa aku ada disini.

Aku keluar gedung untuk sejenak melepas kejengahan. Entah jalan Tuhan yang telah mengatur semua ini, aku terlibat obrolan ringan dengan salah seorang pengantar wisudawan. Seperti menjawab apa yang sedang berkemelut dalam pikiranku, ia memberi jawaban.

Awalnya ia bertanya, kapan wisudawan akan keluar gedung. Karena aku kebetulan tahu juklaknya, ya aku jawab saja jam 16.20. Lalu oborolan pun mengalir.
“Karena Mbak sudah menjawab pertanyaan saya, saya juga akan bawa oleh-oleh buat Mbak,” kata pria berkemeja rapi itu. Usianya kira-kira dua puluhan. Ia pekerja kantoran lulusan Teknik Informatika.

Ia mengomentari tentang penyambutan wisudawan yang disiapkan oleh tiap-tiap jurusan. Ia berkata, “Apa semua ini efisien?” katanya dengan nada biasa namun sarkatis. “Di dunia kerja, semua tak seperti yang kita dulu kira,” katanya melanjutkan.

Setelah aku gali, ternyata pria yang ternyata Hanif ini dulunya tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan kemahaiswaan seperti ospek dan lain-lain. Ia seorang yang memegang kukuh ideologinnya.

Yang membuat aku tercenung adalah, “Yang harus mulai kita pegang adalah tiga Mbak,” katanya. Pertama, apa yang penting sekarang. Kedua Siapa yang penting sekarang. Dan Untuk apa yang ada pentingkan sekarang. “Semua harus efisien. Tapi tidak perlu dipikirkan sekarang. Jangan dianalisa, nanti juga mengerti sendiri,”
“Jangan takut melihat masa depan Mbak, Jalani saja apa adanya. Tapi bukan bererti pasrah,” katanya seperti membaca pikiranku.

Selasa, Oktober 05, 2010

Beritaq "Dibajak" Antaranews, weeh

Mahasiswa ITS Rancang "Game Pertempuran 10 November"
04 Oktober 2010 08:51:40

Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa ITS Surabaya telah merancang "game" edukasi berlabel P10NER (Pertempuran 10 November) untuk menyemarakkan "Pagelaran Mahasiswa Teknologi Informasi dan Komunikasi" (GeMasTIK) 2010 di Surabaya pada 5-6 Oktober.


http://antaranews.com/berita/1286064290/mahasiswa-its-rancang-game-pertempuran-10-november - "Nama kampusnya saja Sepuluh Nopember, masak mahasiswanya tidak tahu sejarah namanya sendiri, karena itu kami pun merancang game saat liburan," kata mahasiswa Teknik Informatika ITS Felix Handani di Surabaya, Minggu.

Felix merupakan "Project Manager" P10NER yang berkapasitas satu "gigabyte" itu bersama tujuh rekannya, di antaranya Moh Mahrus Syamsur Rizal, Nurina Aisyah, Ratri Cahyarini, Yustiana, Hermawan Winata, dan Dian Rahma.

"Itulah situasi di Hotel Yamoto," kata salah seorang mahasiswa dalam suara yang terdengar dalam `game` itu ketika hendak memulai pertempuran seorang pahlawan Surabaya menumpas penjajah 1945.

Peristiwa di Hotel Yamato itu akhirnya mencapai puncak dengan terjadinya perobekan berdera merah putih biru, kemudian pertempuran di Jembatan Merah, sampai pertempuran 10 November yang menewaskan Brigjen AWS Mallaby.

Tidak hanya bermain, empat level dalam P10NER juga diselingi video-video perjuangan dan pertemburan yang terjadi di Surabaya dan Indonesia.

"Jadi, pengguna game edukasi itu akan mendapat hiburan, sekaligus mendapat pelajaran sejarah dengan cara yang menyenangkan," katanya.

Ia mengatakan "game" P10NER itu dirancang dalam waktu sekitar 2,5 bulan dengan menggunakan program bernama "FPS (First Person Shotting) Creator."

"Dengan program itu, pembuat game tidak perlu memulai dari nol. Semua rancangan bangunan tiga dimensi, tokoh dan senjata sudah ada dalam `software` itu. Tinggal memasukkan alur cerita, lalu drug and drop saja," katanya.

Menanggapi hal itu, dosen pembimbing mereka, Imam Kuswardayan SKom, berharap permainan "tembak-tembakan" karya mahasiswanya bisa dikenal masyarakat luas.

"Rencananya akan dipasarkan, tapi mungkin masih diperlukan tambahan di sana-sini. Semoga, P10NER bisa menjadi pelogpor game edukasi di Indonesia," katanya.

Ia menambahkan permainan P10NER akan dipamerkan dan dilombakan pada ajang GeMasTIK 2010 guna meramaikan kompetisi mahasiswa informatika se-Indonesia yang dijadwalkan berlangsung di Gedung Robotika ITS itu.(*)
(ANT/R009)

Senin, Oktober 04, 2010

Ternyata Allah Sayang Padaku

Sejenak aku terpekur melihat bayangan diriku didepan cermin. Berdiri dengan tubuh lengkap sempurna yang tak kurang barang apapun. Bahkan lengkap dengan balutan jilbab menutupi kepalaku. Member nilai tambah pada diriku yang kunilai sendiri.

Aku tercenung. Mengapa? Karena jilbab yang kukenakan saat ini adalah sesuatu yang istimewa. Yang tak banyak orang punya dan kenakan. Istimewa karena aku tahu apa istimewa dari serenade ini. Aku tahu keistimewaan gadis berjijbab.

Kembali aku teringat masa-masa yang kuanggap kelam tiga tahun yang lalu. Ketika aku –dengan keterpaksaan- masuk dalam lingkup pesantren dan menjadi bagian darinya. Tempat dimana aku dicekoki berbagai macam kajian-kajian yang aku pikir, apa sih ini..?!

Lagi-lagi aku terbawa ke masa itu. Masa dimana aku memberontak pada semua peraturan yang ada. Dilarang keluar pondok setelah adzan magrib. Tidak boleh keluar tanpa jilbab yang menutup sampai lengan, dan tidak boleh meniadakan jarak antara akhwat dan ikhwan. Aku berontak.

Tapi kini, aku tercenung. Aku baru menyadari betapa Allah menyayangiku. Betapa Dzat itu begitu sayang padaku sehingga member amanah pengalaman itu sehingga aku mengalaminya secara langsung. Aku sadar Sang Maha yang bergumul halus di lubug sukmaku itu membisikkan lantunan-lantunan yang selalu membimbingku, mengingatkanku, dan mendampingiku.

Jilbab yang kukenakan adalah symbol perwujudan penjagaanNya kepadaku. Dari pengaruh-pengaruh luar yang banyak merintangiku. Aku mengerti akhirnya seorang wanita dengan jilbab adalah suatu keindahan dan ketentraman saat orang lain emlihatnya.

Aku bangga menjadi wanita berjilbab. Aku bangga pernah sejenak menjadi santri. Aku bangga menyadari apa rahasia Allah memberi semua ini padaku..

Wanita dengan jilbab addlah keindahan..
Wannita dengan jilbab adalah keanggunan..
Wanita dengan jilbab adalah kekuatan..
Dan Wanita dengan jilbab adalah kepribadian..

Surabaya, 22 Juli 2010
11:39

Lagi-Lagi Aku Disana Dan Merasakannya

Bulu roma ku berdiri. Nafasku tercekat, tarikan nafas sejenak tertahan. Pandanganku mengabur oleh lapisan air di mataku. Lagi-lagi aku disini, diantara mereka. Wajah-wajah penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Tapi bukan itu yang turut aku rasakan. Tapi justru ketakutan.

Sekali lagi aku berada dalam momen ini. Momen yang selalu terulang tiap dua tahun sekali. Momen yang sama namun berbeda. Karena aku hari ini berada langsung dalam ruang utama gedung itu. Bersatu dengan mereka yang bertoga.

Ya, lagi-lagi aku berada di prosesi wisuda. Momen yang dinantikan semua pejuang-pejuang ilmu, termasuk aku. Setelah sebelumnya aku hanya melihat mereka dari luar gedung, kini aku melihat sendiri didalamnya. Bahkan sampai aku merasa aku mengalaminya.

Semua begitu terasa hangat dan bahagia melihat wajah-wajah berseri di depanku. Mereka menebar senyum ke teman samping kanan kirinya. Berbagi cerita tentang rasa memakai toga yang panas, juga ulah unik menuliskan “Calon Orang Sukses Vivat ITS” di topi Toganya.

Sungguh satu perasaan yang bisa terucapkan dengan kata. Bagaimana jika aku sendiri yang mangalaminya. Akankah? Pasti. Kapan? Pasti sebentar lagi. Aku menjawab pertanyaan yang terlontar dari diriku sendiri.
Tak berhenti sampai disana. Aku mengangkat kepalaku dan melihat jajaran orang tua mahasiswa yang melihat dengan bangga anaknya menjabat tangan sang Tetua menerima ijazah bertuliskan Sarjana Teknik berpredikat Dengan Pujian atau bahkan Sangat Memuaskan.

Di sebuah sudut Grha tempatku berdiri, aku menangkap seorang Bapak berperawakan gagah memakai seragam angkatan Laut lengkap berdiri dengan tangan tersikap didada. Ada juga bapak-bapak berkacamata yang sudah lanjut usia. Juga Ibu-ibu yang tak lagi kuat berdiri, yang pasti sudah memoles wajahnya sejak tadi namun sedikit luntur. Wajahnya mereka sama-sama mengatakan “Itu anakku,”

Sama seperti yang kurasakan sejak aku pertama melihat orang-orang didepanku melepaskan predikat mahasiswanya. Aku tercenung. Akankah aku juga merasakannya kelak? Apakah kedua orang tuaku akan juga berdiri diatas tribun dan melihatku memakai toga, dengan Gordon dileher dan ijazah ditangan?

Apa aku akan juga mengalami berfoto ria dengan ayah ibuku, dua adikku dan kakakku? Apa aku akan mengalaminya? Apakah mereka  -orang tuaku- mengalami seperti halnya para orang tua yang sedang aku tatap ini? Aku tak sabar, ingin segera semua itu terjadi.

Mau tak mau aku harus mengakui aku trauma. Aku takut apa yang menimpa saudaraku juga menimpaku.
Aku tak mau. Tapi aku serasa sudah ada dalam area itu. Area ancaman yang berbahaya.
 
Orang Tak di Kenal dan Petuahnya
Bodoh. Mungkin itu yang akan kau katakan. Bodoh, kenapa takut dengan hal yang bahkan belum terjadi. tanpa terasa, bulir air mata itu akhirnya jatuh juga. Segera aku menghapusnya dan kembali focus untuk apa aku ada disini.

Aku keluar gedung untuk sejenak melepas kejengahan. Entah jalan Tuhan yang telah mengatur semua ini, aku terlibat obrolan ringan dengan salah seorang pengantar wisudawan. Seperti menjawab apa yang sedang berkemelut dalam pikiranku, ia memberi jawaban.

Awalnya ia bertanya, kapan wisudawan akan keluar gedung. Karena aku kebetulan tahu juklaknya, ya aku jawab saja jam 16.20. Lalu oborolan pun mengalir.

“Karena Mbak sudah menjawab pertanyaan saya, saya juga akan bawa oleh-oleh buat Mbak,” kata pria berkemeja rapi itu. Usianya kira-kira dua puluhan. Ia pekerja kantoran lulusan Teknik Informatika.

Ia mengomentari tentang penyambutan wisudawan yang disiapkan oleh tiap-tiap jurusan. Ia berkata, “Apa semua ini efisien?” katanya dengan nada biasa namun sarkatis. “Di dunia kerja, semua tak seperti yang kita dulu kira,” katanya melanjutkan.

Setelah aku gali, ternyata pria yang ternyata Hanif ini dulunya tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan kemahaiswaan seperti ospek dan lain-lain. Ia seorang yang memegang kukuh ideologinnya.

Yang membuat aku tercenung adalah, “Yang harus mulai kita pegang adalah tiga Mbak,” katanya. Pertama, apa yang penting sekarang. Kedua Siapa yang penting sekarang. Dan Untuk apa yang ada pentingkan sekarang. “Semua harus efisien. Tapi tidak perlu dipikirkan sekarang. Jangan dianalisa, nanti juga mengerti sendiri,”

“Jangan takut melihat masa depan Mbak, Jalani saja apa adanya. Tapi bukan bererti pasrah,” katanya seperti membaca pikiranku.

Rabu, Agustus 11, 2010

Aku Dibalik BEM ITS 1011

BEM ITS 1011

 Pagi ini aku –akhirnya- melakukan sesuatu yang sudah ku tunggu sejak lama. Mencoret satu kalimat target yang terpampang di dinding kamar kosku. Target nomor empat. Masuk menjadi anggota fungsionaris BEM ITS. Harusnya jika ada emote eksppresi yang bisa di pajang di tulisan ini, emote yang ku pasang adalah wajah imut kuning yang menunjukkan deretan gigi lewat senyum yang lebar.

Semalam aku mendapat sms dari nomor asing yang mengucapkan selamat atas tergabungnya aku dalam anggota fungsionaris BEM ITS. Tanpa tahu siapa yang mengirim, aku tersenyum. Aku belum tahu dimana aku di tempatkan.

Acara Welcom Party diadakan keesokan paginya. Jam Sembilan tepat di  gedung SCC lantai satu. Entah kenapa aku berjalan lambat menuju lokasi dengan berbagai pikiran berkecamuk. Bagaimana aku melalui hari ini ya? Teman sejurusanku yang juga diterima tidak bisa hadir. Begitu juga dua orang lainnya.

Ada sedikit kekhawatriran tentang bagaimana aku sendirian disana di tengah-tengah seratus lebih mahasiswa yang bukan mahasiswa biasa, akankah aku bisa bersosialisasi dengan baik? Akankah aku menemukan teman yang pas dan sreg denganku? Dan akankah aku diterima di kementrian selain Medfo?

Lalu aku ingat puzzle peristiwa yang ku alami hari kemarin. Seorang mahasiswa, yang adalah anggota kementrian sosisal politik, yang sekaligus pula menjadi screenerku, menyapaku di gedung MWeb. Mas berkacamata itu, aku lupa namanya, menyuruhku datang besok untuk WP dengan menggunakan jaket himpunan jurusan.

Aku mengangguk sopan dengan menjawab “insyaallah” sembari tersenyum. Yang aku heran, Mas situ mengingat namaku sebagai “Fatima”. Aku mengerutkan kening. Aku rasa dia menyecreening banyak mahasiswa, kenapa masih ingat namaku? Bukannya GR, tapi aku tahu Mas itu dari kementrian Sospol. Apa aku diterima di kementrian Sospol?

Setelah sejam di gedung MWeb untuk rapat Kesma, aku ke jurusan menemui seniorku untuk mengambil jaket pinjaman guna WP besok. Disana ternyata aku juga bertemu dengan Kahima ku. Dia nyeletuk nggojloki diterimanya aku di BEM ITS. Hehe, nggak penting. Tapi lalu si Kahima ini berucap aku diterima di Kebijakan Publik atau tahun ini disebut Sospol. Hellow.. padahal, aku sempat khawatir si Kahima ini kemarin dalam surat rekomendasinya menyarankan agar aku dimasukkan di kementrian Medfo. I was Worried about it. I don’t wanna it anymore

Sebuah gebrakan aku nilai dengan masuknya aku di BEM ITS ini. Saat menuliskan targetan masuknya aku menjadi anggota fungsionaris BEM ITS, ada sedikit keraguan. Jumlah saingan pertama, lalu proses screening, dan nilai akademik pastinya yang menjadi momok, bagaimana kalau nilai IPKku sampai kacau dan jeblok.

Alhamdulillah masalah IPK terselesaikan karena IPkku masih di atas kisaran 3,00. Okey, meski sedikit turun disbanding dengan semester lalu. Yang lucu adalah proses screening kemarin. Aku yang pada dasarnya suka politik, bingung juga ketika ditanya apa perkembangan terbaru isu politik Indnesia. Dengan begonya aku menjawab masalah korupsi yang tak kunjung usai malah membludak dimanaa-mana.

Okey, tidak disalahkan memang. Tapi kemudian ada sesi simulasi yang mewajibkan agar para pendaftar melakukan orasi  kecil-kecilan sebagai wujud keseriusan. Sumpah, Aku  SAMA  sekali tidak tahu menahu tentang sesi ini. Pagi tadi aku berangkat dengan semangat menggebu-gebu tapi tanpa bekal. Semalam pun aku sibuk ngurusi laptop yang tiba-tiba minta dperhatikan lebih.

Kukumpulkan niatku dengan sepenuh-penuhnya. Aku mulai berdiri dan mengepalkan tangan ke atas. Berorasi menuntut hak-hak rakyat kecil dan pertanggungjawaban pemerintah atas hilangnya uang pajak senilai 24trilliun rupiah. Yang tak lain dimakan oleh dirjennya sendiri.
Satu kata, malu!!

Bodohnya Aku Saat Pengumuman Kementrian
Pengumuman kementrian diumumkan saat WP oleh menteri masing-masing. Tiap-tiap kementrian punya cara-cara unik mereka sendiri untuk mengumumkan staff-staff mereka. Ada yang satu-satu disebutkan ciri-ciri lalu yang merasa maju, ada yang disebutkan nama dan fotonya lalu maju, dan sebagainya.

Aku sedikit banyak yakin aku akan masuk kementrian Sospol, aku jadi konsen pada pengumuman staf kementrian ini saja. Bersama kedua orang temanku dari jurusan Teknik Fisika yang baru aku kenal tadi, aku memperhatikan. Dantuman music “Indonesia merah darahku, putih tulangku bersatu dengan semangatku..,” mengalun menggetarkan hatiku perlahan.

Semakin bertambah keyakinanku disini. Dan akhirnya nama-nama satf diumumkan lewat jajaran nama panggilan dalam slide yang berjalan cepat. Wait! Aku nggak bawa kacamata, aku menengok teman sebelahku. “Ada namaku nggak?” tanyaku. Dia ternyata juga tidak memperhatikan, malah ngobrol dengan teman sampingnya. Hellow, aku juga tak bisa menyalahkan. Dia juga sudah tahu dimana dia berposisi. PSDM dan satunya MEdfo.

Aku bingung sendiri. Tapi aku yakin namaku sempat tersebut lewat microphone yang bunyinya aneh tersebut. Tapi aku ragu untuk maju. Gila aja, kalau salah gimana. Lima orang staf sudah maju di depan meninggalkan aku. Aku tidak mungkin maju. Tanganku gemetar. Lalu aku berfikir, nantin saja di akhir acara aku akan tanya ke mbak-mbak dibelakang. Hhh….

Acara pertama pun selesai. Staf baru dipersilahkan meninggalkan SCC dan kembali nanti saat makan siang. Aku segera mengajak temanku tadi untuk bertanya ke mbak-mbak dibelakang.
“Mbak, aku kok tadi nggak di panggil ya?” tanyaku sambil meringis bego.
“Namanya siapa dek?” jawab mbak kerudung hitam. Aku bertanya pada mbak ini karena tadi aku melihat mbak sekmennya adalah berkerudung hitam.
“Ima mbak,”
“Kok bisa nggak tahu masuk kementrian mana? Tadi kan sudah disebutkan?”mbak itu bertanya heran.
“Iya mbak, tadi saya ngobrol sama teman saya, hhehe, jadi nggak ngeh dimana posisi saya, tapi kayaknya saya di sospol, soalnya tadi…,”
“Dek Ima y?” kalimatku terpotong oleh panggilan mbak berkerudung hitam lainnya, yang ini agak mungil. Aku mengangguk sopan. “Tadi kok nggak maju? Kamu ketrima di kementrian Sospol..,” katanya mengembangkan senyumku.
“Aku tadi nggak denger mbak.. maaf ya mbak..”
“Kamu tadi disebut paling pertama lho..,”

Jiaaah… dasar aku emang kebangetan. Begini nih kalau nggak pakai kacamata terus. Kelihatan kan begonya. Bego!
Dan diakhir acara rapat internal Sospol bersama mas yang menggilku Fatima, dia ternyata menteri Sospol, Mas RiCky. Mbak hamim, mbak kerudung hitam yang mungil itu menyalami ku.

“Hati-hati ya Dek Ima, yang sempet kehilangan Sospolnya..,” lagi-lagi aku hanya bisa meringis malu. ^_^’’

Surabaya, 17 Juli 2010

Kamis, Juli 01, 2010

FMIPA Bukan Anak Tiri



ITS seperti kepanjangannya Institut Teknologi Sepuluh November, adalah institut yang kental dan mengarah ke bidang keteknikan. Terbukti dengan jajaran Fakultas serta jurusan yang berbasis Teknologi. Tapi di sisi lain ITS punya fakultas MIPA, fakultas yang menjadi dasar ilmu keteknikan itu. Sayangnya MIPA malah dianggap anak tiri.

Saya tersentak mendengar salah satu rangkaian pembicaraan saya bersama salah satu dosen FMIPA baru-baru ini. Kurang lebih isinya seperti ini, saat itu topiknya adalah tentang berdirinya kombong Robot FMIPA, dosen ini salah satu nara sumber saya,

“Lho Bapak apa tidak ikut bergabung dengan peneliti di Pusat penelitian Rpbot di gedung baru itu, Pak?” tanya saya
“Halla, kayak nggak taw saya, kalau tidak diajak ngapain harus minta di ajak?” jawab Bapak itu sembari tertawa, ada sedikit getir disana. Lalu Bapak itu melanjutkan karena melihat dahi saya yang berkerut.
“Yaah, begitulah, masa juga nggak ngrasa kita ini dianggap kelas dua?” saya manggut-manggut.

Mengerti kemana arah pembicaraan itu. Fakultas MIPA memang sering banyak ketinggalan di banyak hal dibanding fakultas-fakultas lain. Prestasi-prestasinya pun begitu, minim dan kalaupun ada juga tak terekspos dan tidak digembar-gemborkan seperti halnnya fakultas-fakultas kelas satu. Yang tiap jurusannya menyandang dua kata, teknik bla bla bla.

Selepas wawancara pun kutipan di atas masih sesekali bergaung di telinga. Saya heran kenapa itu semua bis aterjadi. Kaluau di runut dari berdirinya FMIPA sendiri, memang kalah tua dibanding FTSP ataupun FTK. Tapi juga tak lebih muda dari FTIF yang baru lahir tahun 2001, sedang FMIPA saat itu sudah dua kali umur balita.

Lalu pikiran saya kembali mendebat, ya karena di MIPA kan nggak ada embel-embel Teknik. Secara ITS itu institus Teknik, makanya yang di prioritaskan berkembang adalah fakultas dan jurusan yang bernama depan tenik. Masuk akal tapi itu mungkin jawaban yang bodoh.

Lagi, kenapa MIPA selalu dipandang sebelah mata. Jawaban dari orang-orang atas akan begini, “Prsetasi akan membuatmu bernilai lebih,” semacam sindiran sarkatis. Maka mahasiswa MIPA akan menjawab, “Gimana bisa bikin prestasi kalau tidak diberi bimbingan lebih.

Dan percakapan saya dengan Pak Dosen itu menyadarkan bahwa dosen-dosennya pun merasa hal yang sama seperti mahasiswanya.

Teringat jelas bagaimana saat masa orientasi massal yang diselenggarakan BEM ITS beberapa waktu lalu. SOROT namanya. Pengkaderan bareng-bareng dari semua fakultas dan jurusan se ITS. Disana, saya, sebagai salah satu warga FMIPA merasa kan adanya jurang pemisaj antara yang berbau embel-embel Teknik dan Tidak.

Arogansi jelas ada di setiap jiwa-jiwa mereka, si kelas satu. Dengan bangganya menyebut nama jurusannya. Dan saya, juga teman-tema yang lain ketika menjawab saat berkenalan akan berisni ketika ditanya dari jurusan apa, “Fisika,” dan akan diimbuhi tanya “TekFis?” dan dengan jengah menambahi juga kata “MIPA,”.  Seperti mereka melupakan kalau juga ada jurusan Fisika di ITS bukan hanya teknik Fisika.
Kalu dibilang minder, tidak juga. Justru ingin rasanya membusungkan dada dengan ekspresi bangga atau menantang saat menyebutkan jurusan saya.. Dan sudah terlaksana juga, tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan pandangan yan g seakan-akan merehkan itu.

Bicara masalah prestasi mahasiswanya, MIPA punya jagoan-jagoan juga yang tangguh. Fisika punya juara olimpiade tingkat nasionla, Matematika juga punya maahasiswa yang brangkat ke luar negeri utuk olimpiade internasionla. Guru besar juga ada, juga sampai menjadi pengajar di universitas luar negeri.

Lalu apa lagi? Mahasiswa bisnis? MIPA banyak, dari yang dagang roti keliling bahkan sampai dikelan seantero ITS, jual kain batik, sampai bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan internasional pun ada. Lalu mengapa mata-mata diluar sana masih saja menganggap MIPA sebagai komunitas kelas dua yang hanya ada di bawah mereka yang kelas satu.

Semakin kesal saya saat melihat berita yang dimuat di halaman depan website ITS tentang Kombong Robot yang membawa saya menarikan jari-jari menulis artikel ini. Ada salah satu pengunjung yang mencoba mengometari salah satu club hobi di bidang Robotika itu.

“Naif, di sisi lain ada pusat robotika di ITS, tapi ujung2nya riset malah terkotak2 oleh organisasi kecil2 gini, apa sih susahnya bkerja sama, toh sama2 org Indonesia, sama2 berjuang,” begitu katanya.

Gemas rasanya tangan ini kepingin njitak.

Saya yakin kami semua, warga FMIPA, sama sekali tak butuh pengakuan untuk itu semua. Tapi yang terpenting adalah kami tidak ingin dipandang sebelah mata. Walau terdengar seperti ungkapan kegetiran, tidak mengapa asal masih ada yang mendengar.

Dan judul diatas sepatutnya begini “FMIPA Tidak Ingin Dianggap Anak Tiri”.

Kamis, Maret 18, 2010

Mata Tuhan Memandangi Dunia dari 700 Tahun Cahaya

Kamis, 26 Februari 2009 | 09:23 WIB
Mata Tuhan yang juga dikenal dengan sebutan Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga membutuhkan pantulan cahaya selama 2 setengah tahun untuk mengitarinya.
Para ilmuwan menyebut gambar bintang yang berhasil ditangkap oleh sebuah teleskop raksasa di pegunungan Chili ini Mata Tuhan. Mata Tuhan atau dikenal juga dengan sebutan Helix Nebula memandang bumi jauh dari ruang angkasa atau mencapai sekitar 700 tahun cahaya.

Helix Nebula menyerupai bola mata berwarna biru dan dihiasi warna putih serta kelopak berwarna merah muda. Kumpulan warna tersebut terbentuk oleh lapisan gas dan debu yang diterbangkan serta dipancarkan oleh bintang yang akan berakhir masa hidupnya dalam kurun ribuan tahun mendatang. Matahari juga diperkirakan akan bernasib serupa dengan bintang ini kendati tidak dalam waktu 5 miliar tahun.

Helix Nebula terletak pada konstelasi Aquarius dan dapat diamati oleh astronom amatir dengan menggunakan teleskop biasa walaupun tampak redup gambarnya. Menempati sebuah wilayah di langit dengan ukurannya yang mencapai separuh dari bulan purnama, Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga dibutuhkan pantulan cahaya dua setengah tahun untuk mengitarinya.

Kabut Nebula Berbentuk Kelelawar Angkasa

Kamis, 4 Maret 2010 | 13:30 WIB

KOMPAS.com — Sebuah foto kabut nebula yang tersembunyi di dekat gugus bintang Orion memperlihatkan bentuk seperti seekor kelelawar sedang membentangkan sayapnya akibat pancaran gas yang muncul dari pusatnya.

Adalah bintang-bintang di Orion yang memancarkan cahaya dan angin kuat sehingga menghasilkan bentuk unik yang kemudian dinamai NGC 1788 itu. Lingkungan yang amat dinamis tersebut membantu terbentuknya ”rahim perbintangan”, tempat bintang-bintang dilahirkan.

NGC 1788 adalah sebuah nebula pantul di mana gas dan debu memantulkan cahaya dari gugusan bintang-bintang muda. Hasilnya berupa bentuk gas bercahaya, seperti kelelawar mengembangkan sayapnya.

Foto yang diambil menggunakan teleskop MPG/ESO 2,2 meter milik Observatorium La Silla European Southern Observatory di Cile tersebut diumumkan Selasa (3/3/2010).

Bintang-bintang raksasa di Orion diyakini menjadi penyebab pancaran gas hidrogen di nebula yang tampak sebagai garis merah nyaris vertikal di sebelah kiri foto.Sedikit saja bintang yang menjadi bagian nebula itu terlihat dalam foto karena sebagian besar tertutup debu raksasa di sekitarnya. Bintang paling jelas, HD 293815, terlihat di bagian atas kabut, sedikit dekat pusat nebula.

Hampir semua bintang di wilayah itu masih sangat muda, dengan usia rata-rata hanya jutaan tahun. Usia yang amat muda dibandingkan umur Matahari yang sekitar 4,5 miliar tahun.

Minggu, Maret 14, 2010

Diantara Para Wisudawan


Suara janji wisudawan menggema seantero Grha Sepuluh Novemmber. Mengucapkan janji suci sebagai lulusan terdidik ITS Surabaya. Jantung ini berdesir halus, dengan satu angan, "Kapan ya aku mengucapkan sumpah itu?". Bagaimana tidak, hari ini Minggu (14/3) saya deberi mandat meliput acara wisuda ITS yang keseratus.

Bejubel keluarga datang memenuhi kursi-kursi undangan di lantai dua. Terpancar jelas di masing-masing wajah itu, KEBANGGAAN. Pikir saya pun melayang menuju orang tua saya di kampung Padangasri, Mojokerto. Pasti mereka juga sudah tidak sabar menunggu tiga tahun lagi untuk juga melihat saya berbalut toga dan kalung emas itu. Sembari maju berjabat tangan dengan sang rektor.

Desiran semakin tertabuh ketika saya keluar gedung dan menyaksikan beragam aksi penyambutan wisudawan. Satu yang unuik dari jurusan Desain Produk (Despro). Dengan berbaju ala warga betawi, lengkap dengan topeng ondel-ondel, mereka menabuh samroh dan bersalawatan tepat saat para wisudawan turun dari Grha. Hmmmm rasanya sudah tidak sabar.

Terutama saat melihat satu per satu keluarga berfoto bersama anak ataupun saudaranya. Dari keluarga yang hanya dua orang tiga orang, sampai yang sampai membawa bis bernomor polisi AE. Lucunya penumpang mini bus AE tersebut menggelar tikar di bawah pintu mobil sembari tiduran menunggu wisudawan keluar gedung. 

Senyum itu sarat kebahagiaan yang tak terperih. Salah satu rekan kerja ITS Online, yang akrab saya sapa Mas Haniv Santoso, keluyuran dari satu tempat ke tempat lain mengajak setiap orang yang ditemui untuk berfoto. Waaahhh mas haniv bikin saya mekin pengen ndang pake baju toga sekaligus map berisi pengukuhan sarjananya.

Senada dengan Maz Haniv, Mas Emal Zain MTB, juga menjadi the one hari ini. Pria yang baru saja melepas jabatan Korlip ITS Online ini pun sama sumringahnya. Pamer topi toga dan  ijasah. Baiknya, dua senior saya ini bermurah hati meminjamkan topi dan kalung mereka untuk dipakai saya, esy, dan kl, untuk sekedar foto geje. 

Satu momen ketika saya ditinggal sendiri untuk mencari angle berita, saya berputar-putar mencari nara sumber yang pas. Saya bertemu dengan wisudawan yang sedang berfoto dengan pria tua dan berbaju lusuh. Yang saya tangkap dari orang tersebut, ia sangat tidak peduli dengan penampilannya kala itu. Yang penting datang di acara wisuda anak saya, mungkin kurang lebih seperti itu. 

Begitu  juga sang wisudawan, yang saya yakin adalah anaknya. Dengan penuh tawadduk ia mencium tangan pria tua itu, dan terlihat butir air nata yang menetes dari matanya. Subhanallah, saya jadi sampai ikut terharu.

satu lecutan dari lubuk hati saya,,,,,,Jangan tunggu waktu lama lagi untuk segera membuat orang tua saya untuk merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan orang tua tadi.....

 


Selasa, Maret 09, 2010

Memoriable Time in Physics "Praktikum Fisdas"

Hari Rabu sore adalah hari yang paling berat dalam putaran tujuh kali dua puluh empat jam. Khusus mahasiswa Fisika. Kenapa?. Hal ini dikarenakan adanya satu mata kuliah dengan bobot satu SKS yang mengalahkan bahkan empat SKS. Praktikum Fisika Dasar.

Praktikum yang dilakukan sebenarnya sederhana. Hanya berkutat tentang materi gerak benda, kelembaman, arus listrik, maupun panas atau termal. Yang menjadi seolah-olah praktikum ini lima SKS adalah Jurnal untuk praktikum hari tersebut, sekaligus LAPRES (Laporan Resmi) hasil dari praktikum minggu lalu. 

Bahkan tak jarang mahasiswa baik dari jurusan Fisika sendiri maupun yang lain mengorbankan kuliahnya demi mengerjakan lapres.
Sedihnya, Lapres yang pastinya sudah dikerjakan semalam suntuk bisa saja langsung kena coret dan REVISI. Tidak tanggung-tanggung, laporan yang harus ditulis tangan itu dicoret satu halaman penuh, sehingga praktikan mau tidak mau harus menulis kembali laporannya.

Mengenaskan.



Sabtu, Maret 06, 2010

Pantaskah Manusia Berjalan Dengan Mendongakkan Keapala?

Banyak sekali tanpa kita sadari tentang ha kecil yang kita biasa lakukan. Satu yang pasti tidak pernah kita renungi adalah cara berjalan kita.

Berjalan, ya berjalan. Ketika manusiatelah lupa jati dirinya, ia berjalan dengan dagu ke atas seraya mengagungkan siapa dirinya. Mereka lupa tas firman Allah :
      
" dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh ". (QS : Luqman : 18) yaitu dengan membanggakan diri lalu meremehkan (menghina) orang lain.
 " dan menunduklah kamu dalam berjalan " (QS : Luqman : 19) maksudnya berjalanlah kamu dengan sederhana (tidak sombong), tidak lambat dan tidak pula telalu cepat.


Sekedar pengingat, dan semoga menjadi bahan renungan ketika kita melakukan apapun.
 
ketika melihat gambar ini ..Pasti masih berfikir,,,Bumi besar ya,,dan "aku" di dalamnya


lalu bagaimana dengan ini?


mana buminya?Kecil yah?

 Bumi malah udah Nggak biiisa masuk dalam perbandingan satu ini...Mataharinya aja udah mengecil,,


Mana Mataharinya?udah kagak kelihatan,,,Buminya?Apalagi...


So,,,,apa pelajaran hari ???
Masih pantas nggak sih berjalan dengan Dagu ke atas tanpa malu dengan alam smesta yang bahkan selalu berdzikir,,,,
Malu ah,,,
Astaghfirullah,,
Dan sUbhanallah atas Segala ke Maha Besaran ALLah...

Jumat, Maret 05, 2010

Sekelumit Mimpi Tentang SomeOne dan Ikan



Semalam aku ngimpi....bagiku cukup aneh dan ku rasa punya arti yang  dalam,,

Pertama, aku ngrasa berada di suatu tempat bersama seseorang yang memang aku sering fikirkan akhir2 ini. Aku dan dia ada dalam suatu ruangan dimana ada Ayah u tercinta dan ibu, juga kakak. Seperti sedang mengadakan acara yang formal dan penting.

Dan yang lebih aku kagetkan setelah bangun, aku paham kalau itu ternyata acara lamaran.. Ha??

Lamaran???Ya!Ngimpinya sih begitu. Cowok yang ada dimimpiku adalah teman seangkatan sebenarnya. Dengan memakai Baju Hitam yang kHas, Ia melakukan dan mengucapkan ijab kabul dalam bahasa arab. Itu yang emang selalu aku idam2kan. Tentang prosesi akadnya. Dengan ayah lkangsung sebagai penghulu. Hihihi..

Cukup unik.

Lalu,, setelah itu setting tempat ganti di suatu persawahan, yang disana ada tambak kayaknya. Disana aku dan "dia"  memancing. Hup, tambaknya lagi surut dan ikan2nya kelihatan dengan jelas. Anehnya, ikannya bukan dapat karena nyangkut di pancingan,,, Tapi ikannya melompat ke arahku n mengejarku. Lhoh?

Cowok iti nggak dikejar, dan malah aku yang dikejat sampai tanganku luka karena tergores sirip ikan yang ternyata tajam dan sakit. Aku berusaha lari meninggalkan ikan itu. Tapi tetap saja tertangkap oleh ikan Geje itu.

Lalu Setting berubah lagi,, di ruang tamu rumah mojokerto, aku mengirim sms pada cowok yang tadi. Anehnya, aku meng-sms dengan tangisan yang cuku keras, bahkan aku merasa sesenggukan betulan. Aku mengatakan lewat peasan singkat itu terima kasih yang banyak dan minta maaf. ??

Sampai sekarang aku masih mencari tahu aaapa makna mimpi yang terasa Amat nyata itu..

Antara Ikan dan Cowok itu.....

hmmm..............

But over All,,,That's was a SwEeeeeeeet Dream.................

Senin, Maret 01, 2010

Fatimah az Zahra


Seorang perempuan lahir ke dunia yang penuh rohmah
Dari seorang lelaki dan wanita penutan umat sepanjang masa
Di atas padang pasir yang mengundang dahaga,
ia lahir membawa masa depan yang anggun dan bercahaya
Fatimah az Zahra, putri kanjeng Nabi yang mulia
Ia diberi didikan langsung oleh yang ber uswah
Duahi Fatimah, perangaimu jadikan wanita utama dan bersahaja...

Itulah sebait puisi dari orang yang tak ada artinya seperti saya. TAk cukuo rasanya walau merangkai jutaan kata untuk uswah tercinta.

Fatimah adalah putri kesayangan Rosulullah. YAng selalu setia mendampingi Nabi, dalam suka maupun duka. Santunnya yang sangat melekat, membuat ia disegani bahkan oleh semua bangsa.

Teladan bagi balita, remaja, maupun dewasa dalam titian perjalanan hidup. Sosok wanita yang sangat menghargai bahkan dirinya sendiri.. IA menjaga auratnya, menjaga amanah suaminya, dan kehormatan keluarganya.

berikut adalah sepenggal kisah tentang Fatimah az ZAhra...


Riwayat yang masyhur menyebutkan bahwa Fatimah Zahra AS, hanya sempat mengenyam kehidupan yang singkat. Beliau wafat pada usia yang sangat belia, 18 tahun. Meski singkat, kehidupan beliau banyak mengandung pelajaran berharga. Kehidupan putri Rasul ini, laksana permata indah yang memancarkan cahaya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat sekelumit dari kepribadian beliau yang agung, untuk dijadikan pedoman, khususnya bagi kaum perempuan.Baca selanjutnya

Tak diragukan lagi, sebagian besar problem dan masalah yang dihadapi umat manusia adalah karena kelalaiannya akan hakikat wujud kemanusiaannya, sehingga dia terjebak dalam tipuan dunia. Sebaliknya, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan saat dia mengenal dirinya dan mengetahui tugas yang harus ia lakukan dan pertanggungjawabkan kepada Allah, Sang Pencipta alam kehidupan.

Fatimah Zahra AS, adalah seorang figur yang unggul dalam keutamaan ini. Dalam doanya, beliau sering berucap,

“Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”

Keikhlasan dalam beramal adalah jembatan menuju keselamatan dan keberuntungan. Manusia yang memiliki jiwa keikhlasan akan terbebas dari seluruh belenggu hawa nafsu dan akan sampai ke tahap penghambaan murni. Keikhlasan akan memberikan keindahan, kebaikan, dan kejujuran kepada seseorang.

Contoh terbaik dalam hal ini dapat ditemukan pada pribadi agung Fatimah Zahra AS. Seseorang pernah bertanya kepada Imam Mahdi AS,

“Siapakah di antara putri-putri Nabi yang lebih utama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi?” Beliau menjawab, “Fatimah.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana Anda menyebut Fatimah sebagai yang lebih utama padahal beliau hanya hidup singkat dan tidak lama bersama Nabi?” Beliau menjawab, “Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan ini kepada Fatimah karena keikhlasan dan ketulusan hatinya.”

Sayyidah Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian,
“Ya Allah, aku bersumpah dengan ilmu ghaib yang Engkau miliki dan kemampuan penciptaan-Mu. Berilah aku keikhlasan. Aku ingin aku tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala senang dan susah. Saat kemiskinan mengusikku atau kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk.”

Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda,“Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.”

Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji. Asma’, salah seorang wanita yang dekat dengan Sayyidah Fatimah AS mengatakan,

“Aku tidak pernah melihat seorangpun wanita yang lebih santun dari Fatimah. Fatimah belajar kesantunan dari Dzat yang Mahabenar. Hanya orang yang terdidik dengan tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki perilaku dan kesantunan yang suci. Ketika Allah swt melalui firman-Nya memerintahkan umat untuk tidak memanggil Rasul dengan namanya, Fatimah lantas memanggil ayahnya dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya Nabi bersabda, “Fatimah, ayat suci ini tidak mencakup dirimu.” Dalam kehidupan rumah tangganya, putri Nabi ini selalu menjaga etika dan akhlak. Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling menjaga kesantunan ini layak menjadi teladan bagi semua.

Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah AS diakui oleh semua orang yang hidup sezaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat, akan datang ke rumah Fatimah ketika semua jalan yang bisa diharapkan membantu mengatasi persoalan mereka telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.

Poin penting lain yang dapat dipelajari dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah Zahra AS mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah AS berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini…”

Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah AS mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”

Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Zahra AS menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah arwah orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”

Tanggal 3 Jumadi Tsani tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Hari ini, kami mengucapkan belasungkawa kepada para pecinta keluarga suci Rasul.

Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah AS dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“

Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra AS merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Dengan kata lain, pujian Rasul kepada Fatimah adalah karena beliau menyaksikan kemuliaan pada diri putrinya itu. Nabi SAW tahu akan apa yang bakal terjadi sepeninggalnya kelak. Karena itu, sejak dini beliau telah mengenalkan kemuliaan dan keagungan Fatimah kepada umatnya, supaya kelak mereka tidak bisa beralasan tidak mengenal keutamaan penghulu wanita sejagat itu.

Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Rasul, “Mengapa Anda tidak memperlakukan anak-anak Anda yang lain seperti Fatimah?” Rasul menjawab, “Engkau tidak mengenal Fatimah. Aku mencium bau surga pada diri Fatimah. Engkau tidak tahu bahwa keredhaan Allah ada pada keredhaan Fatimah dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan Fatimah.”

Kesempurnaan manusia tidak mengenal jenis jantina. Kesempurnaan itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk dapat mengenal dirinya lebih dalam. Fatimah adalah contoh nyata dari sebuah kesempurnaan. Dengan mengikuti dan meneladaninya, kesuksesan dan kebahagiaan hakiki yang menghantarkan kepada kesempurnaan akan bisa digapai. Fatimah adalah wanita yang banyak menimba ilmu, makrifat dan hikmah hakiki. Keluasan ilmunya tampak sekali dalam khotbah yang beliau sampaikan di masjid Nabi, di hadapan para sahabat.

Dalam khotbah itu, Fatimah AS menjelaskan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dan masyarakat adalah dengan memegang teguh agama dan patuh kepada perintah Allah. Beliau yang mengetahui psikologi masyarakatnya menerangkan berbagai kekurangan yang ada di tengah mereka. Dalam khotbah itu, Fatimah AS membawakan berbagai ayat suci Al-Qur’an dan menjelaskan tafsirannya. Peristiwa yang terjadi di masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu yang layak dijadikan pelajaran dan bahan peringatan, diungkapkannya. Dalam khotbah tersebut Fatimah sebagai seorang hamba yang saleh dan arif yang hakiki, menjelaskan kecintaannya kepada Sang Maha Pencipta.

Fatimah Zahra AS, adalah wanita yang mengenal betul kondisi di tengah masyarakat. Beliau sadar akan adanya makar dan tipu daya musuh-musuh Islam. Hal itulah yang kemudian beliau ungkapkan dalam khotbahnya. Singkatnya, Fatimah AS sebagai seorang yang mengetahui seluk beluk politik dan sadar akan kondisi di zamannya, menerangkan kepada semua orang bahwa Islam adalah agama terakhir Tuhan dan syariat yang paling sempurna. Beliau juga menjelaskan bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan mengikuti jejak Ahlul Bait AS.

Berikut ini adalah sekelumit dari khotbah Sayyidah Fatimah Zahra AS di masjid Nabi. “Rasulullah diutus saat seluruh bangsa terpecah-pecah. Mereka menyembah berhala. Meski mengenal Tuhan, mereka mengingkarinya. Dengan perantara Muhammad, Allah menyingkap tabir syirik dan kekafiran. Dia membersihkan kotoran dari hati, dan Dia berikan cahaya di mata. Muhammad dengan cahaya petunjuk bangkit di tengah umat untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke cahaya benderang. Dia menggiring umat ke arah agama yang kuat dan mengajak mereka kepada kebenaran.

Sabtu, Februari 27, 2010

Cum LaUder S3 yang Mengagumkan

CUM LAUDER S3
ARIF MUNTASA : RISET ITU KEBUTUHAN

Jurusan Teknik Elektro kembali meluluskan mahasiswa Program Doktor terbaiknya. Salah satunya adalah Arif Muntasa. Mahasiswa yang telah lebih dulu menyandang gelar Sarjana Sains dan Magister Teknik ini berhasil lulus dengan predikat Cum Laude. Tidak tanggung-tanggung, indeks prestasi kumulatif yang ia raih bahkan hampir mutlak sempurna, 3,96. Melalui disertasi bertemakakan image processing yang ia ajukan, suami Anggraini Dwi Puspitawati ini akan membawa pulang gelar Doktornya Maret ini.

“Pertama memulai studi S3 ini seperti melihat lautan yang sangat luas, masih belum tahu point of viewnya. Tapi begitu dapat, langsung bisa fokus dalam melakukan riset,” tutur Arif, sapaan akrabnya, saat bercerita awal penggarapan disertasinya. Tema yang diangkat adalah image processing multiple wajah dengan parameter model paramida untuk mendeteksi fitur sketsa wajah. Konon, pria kelahiran 18 November 1969 ini terinspiraisi oleh beberapa kasus kriminal yang beredar di Indonesia. Model pelaku yang disajikan hanya berupa sketsa saja. Oleh sebab itu, Arif ingin menciptakan program yang mengolah sketsa dalam berbagai fitur. Dengan pengolahan data uji foto, sketsa keluaran yang dihasilkan akan leih jelas dan mendetail.

Disertasi yang Arif kerjakan ternyata masih punya benang merah dengan tessis yang ia kerjakan saat menyelesaikan program Magisternya di Teknik Informatika ITS. Tema yang diangkat juga tentang pengolahan gambar. Sedikit berbeda dengan disertasi yang mengangkat analisis paramida, maka tessis yang ia angkat dengan tema ekstrasi multiple object dalam suatu image tersebut menggunakan analisis moment. Program itu bisa mencirikan suatu objek bagaimanapun objek tersebut diubah.

Kefokusan Dosen Universitas Trunojoyo, Madura ini dalam menekuni riset image processing ternyata terbayar mahal. Mulai dari beasiswa program Doktor di ITS dari DIKTI, juga Pemelitian Hibah Bersaing (PHB) 2009. Sekaligus hibah disertasi plus parjalanan Sandwich, ke Tokyo University of Technology, Jepang untuk riset disertasi selama tiga bulan.

Diakui Ketua Jurusan Teknik Informatika Unijoyo 2002 ini, proses disertasi yang menghasilkan berbagai penghargaan ini bukan tanpa hambatan. Diawal masa penggarapannya, bahkan samapai dua bulan riset yang ia lakukan tidak jua membuahkan hasil. Beruntung, atas dukungan dari Prof. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng, Ph.D dan Mochammad Hariadi S.T, M.Eng, Ph.D selaku dosen pembimbing, memberi motivasi yang tiada henti hingga sekarang Arif bisa mngecap buah manis kerja kerasnya.

“Riset adalah bebutuhan bagi saya, selama belum menemukan sesuatu apapun, maka akan terus terpacu untuk meneliti,” ujar peraih Best Presentation Award dalam Kumamoto International Conference 2008. Hasil riset bapak dua orang anak ini sudah diakui baik nasional maupun internasional. Salah satunya dalah parpernya tentang pengenalan wajah dinobatkan sebagai Best Paper pada International Conference yang digelar STT Telkom tahun lalu. Paper Arif bahkan dijadikan sebagai Jurnal Internasional terakreditasi.

Selain melakukan riset, pria yang piawai bermain gitar ini ternyata sempat mengabdikan dirinya untuk kota asalnya, Tuban. Ia menjadi salah satu Konsultan Sistem Informasi sebagai progammer sekaligus analist. Tahun 2003, malalui Unit Pelayanan Terpadu (UPT) daerah, Arif menciptakan software berupa SIM DUK. Yakni aplikasi pelayanan penduduk berupa pencetak akte kelahiran, surat tanda kematian, surat ijin bangunan, dan surat ijin usaha. Dan pada tahun 2004, Arif sendiri terjun ke lapangan guna menerapkan sistem operasi SIM DUK nya untuk diterapkan di Sidoarjo.

Usai mnrampungkan studi S3nya, ternyata pria yang tahun ini berencana menerbitkan buku tentang image processing tidak berarti ikut merampungkan riset yang selama in telah ia lakukan. “Lulus S3 bukan akhir dari riset dan penelitian saya. Justru akan menjadi awal penelitian mandiri saya, yang akan saya garap bersama pembimbing saya,” papar pria yang sudah mengahsilkan tiga belas judul paper yang sudaj terpublikasi ini. Kedepannya, program disertasinya akan ia kembangkan ke arah biomedics. Dengan menggandeng beberapa dinas terkait, pria yang berdomosilai di Sidoarjo ini akan lebih mengmbangkan sayapmya.

Minggu, Februari 14, 2010

nara sumber ku yang,,,,ehm,,

hahah...lucu nara sumber ku hari ini,,,,,,hmmm,,,,but it's Great!!!

Dia adalah Julian Saputro,

Mahasiswa angkatan 2008 ini menjadi narasumberku saat liputan acara jurusan "Gebyar Fisika 2010". Aku belum pernah melihat mahasiswa asal Bekasi ini sebelumnya, maklum selain karena masih MABA, juga tokoh penuh santun ini memang jarang terlihat dalam acara yang melibatkan senior dengan MABAnya.

Jadi memang sedikit wajar kalau yaaa,,,sedikit syok lah ada makhluk seperti ini di Jurusan fisika.

Yang aku kagumi dari sosok satu ini adalah, dia santun, tidak banyak omomg dan terlihat berwibawa. Apalagi, dia memang didiaulat sebagai Ketua PAnitia event tahunan terbesar HIMASIKA. Sedikit membuatnya itu lebih membuatnya terlihat berpengaruh.

KAbarnya, Maz Julian ini menjadi candidate terkuat KAHIMA 2010 nanti. Yaa,,, wajar, kalo emang tar di Vote ake pasti pilih ,,hohoho. DAn lebih SHock lagi,,,ternyata maz satu ini sekelas dengan aku di mAta kuliah Metode Pengukuran Fisis (MPF)!!!!!

Heehehee sempet tak sapa waktu ketemu, dan maznya juga balik senyum. Tuh kan,,,,ni orang emang Lumer Banget ma orang. Apalagi logat bahasa Indonya yang emang Jabar banget....

Hmmm,,,, Good Luck MAz JUl,,,,,,semoga benar-benar terpilih dalam pemilihan KAHIMA tahun ini. Dan membawa HIMASIKA menjadi lebih baik dan dikenal seantero ITS dan Indonesia. VIVAT FISIKA!!!!!

Senin, Februari 08, 2010

DM yang membingungkan,,

berawal dari sebuah saran dari salah satu temanq.
akhirnya aq mencoba mengontak si 'DM' lagi,

saat pertama aq mencoba mengirim short message, dia memang membalas, dan baru mengenaliku saat aq bilang soal Yogi Finanda,,hemm.. mungkin dya memang nggak terlalu suka dengan panggilan itu.

kemudian pembicaraanpun berlanjut, menjadi guyonan-guyonan yang tak terarah, termasuk saat aku menanya kan tentang arti namanya. yang Ia jawab dengan jawaban yang memebuata aku jadi tertawa berpingkal-pinhkal..(lebay, tapi emang benner).
karena aku bertanya sangat serius kala itu. dia malah menjawab, "pasar, hahahahaha," bagaimana aku tidak tertawa, secara itu nama dya sendiri yang ia plestkan.

lalu, obrolan beralih pada topik mengenai cew Dr.Soetomo, yang ternyata dapat ralat dari si DM, anak Unitomo tepatnya. hehehe,,,
"bener itu cew mu maz?" tanyaku
"salah," jawabnya ringan okey kalau itu memang lagi nggak mau disinggung, lalu aku beralih curhat dadakan tentang KArikatur yang dibebankan padaku dari ITS-Online.

aku belum selesai mengedit, dan si DM< itu malah menertawaiku, karena nggak becus gambarnya,,HUHU satu yang ku ingat tentang nasehatnya soal hobiku yang suka 'makan' es batu..

"es batu kan kotor,, air sungai,, hii," katanya saat aku cerita tentang salah satu ksukaanku. banyak orang yang sudah menasehatiku seperti itu, tapi, toh aku tetap suka. tapi kali ini rasanya perlu aku pertimbangkan lagi. ehem. itu pun aku berkelit karena dia yang cerita soal hobinya makan eskrim. hoho....

sampai akhirnya, tiba saat aku menanyakan anak unitomo lagi, dia marah
"kamu kok nggak bosen-bosen c nanyain itu terus," katanya terdengan emosi, aq malah tak menaggapi,
"anggep ae aq udah punya cew," balasnya lagi. aku jadi geretan, lalu kubalas juga
"aku udah taw maz lek maz udah punya cew, lagian maz gak usah bohong gitu,"
"cewkku lho banyak, aku nggak sebaik yang kamu kira," balasnya yang kian menohokku.
"gitu?" jawabku "si Riku, kakak kelasmu itu lho jauh lembut dari aku," dan itu balasan terakhirnya.

aku bingung dan kesal pada aslab angkatan 2006 itu, apa maksudnya???