Kamis, November 27, 2014

Late Nite Story (1)


me. under the shadows
just wanna write something before go bed. insomnia again and again anyway
ini tentang ceritaku hari ini. kemarin malam aku baru saja menyelesaikan satu tulisan lapsus dan HL. setelah dua hari sebelumnya aku menulis tujuh tulisan. satu HL, satu fenomena, satu boks, satu open halaman dalam dan dua tulisan society. apa ya rasanya, amazed aja. 
tapi siang tadi ketika aku lagi curhat sama salah seorang senior di lapangan tentang susahnnya ngontak narasumber, aku seperti tertohok. sudah lima hari dan orang yang aku kejar itu tak kunjung memberi keterangan. padahal konfirmasi itu sangat penting untuk tulisan lapsusku yang tayang pagi ini.
lalu seniorku itu tersenyum. dia bilang, aku sah-sah saja menuliskan tulisan itu, dengan catatan aku menuliskan bagaimana usahaku untuk menghubunginya, yang akhirnya gagal. katanya itu sah dalam ilmu komunikasi jurnalistik. itu namanya destresing atau something apaaa gitu yang aku nggak ngeh.
that's the point. that i don't know anything about theory in communication, journalism, and everything. satu yang aku tahu, adalah menulis berita, wawancara, hunting isu, dan mencari angle. 
dia nggak mengatakan sindiran atau mengejek atau apapun memang, tapi aku hanya merasa bias saja. ada ya pelajaran gitu? yang aku tahu selama kuliah ya belajar hukum newton, teori relativitas, kuantum, termodinamika de el el. 
hahaha. lalu setelahnya aku diajak untuk S2. dua pilihan, yang linier atau yang nggak linier. aku juga bingung mau jawab apa. yang jelas, dalam waktu dekat aku tidak sedang ingin kuliah. tapi aku ingin belajar lebih banyak tentang jurnalistik. bukan hanya wawancara dan menulis berita. tapi seninya jurnalistik, dan seluk beluknya. aku masih belum memenuhi tantangan ku sendiri, tentang menulis yang lebih soft... eh aku sudah mulai ding pas nulis berita Ubaya. hahaha, tapi kayaknya belum adda apa-apanya. harus siap2 jauh hari kan ya, sapa tahu tahun depan aku dipindah desk lifestyle. nelen ludah. belum siap. 
okei. gudnait readers. thanks for reading ya. nice dream all. :D



Kamis, November 20, 2014

Mom's Diary in The Year of 1986

Hello readers..
Menyapamu lagi di tengah heningnya malam. Malam ini saya gagal bisa memenuhi jadwal untuk tidur lebih awal. Banyak godaannya. Pertama chattingan sama akhi2 galau, terus baca2 berita, dan kemudian tergoda untuk buka fesbuk dan seperti yang sudah saya duga saya langsung badmood. Haha, badmood that I have to over come soon. 

Tapi saya lalu ingin memanfaatkan waktu senggang ini dengan memposting satu hal yang sudah saya persiapkan sejak kemarin malam sebenarnya.

Well, before I go on with my story, I wanna ask u something. Have u ever read your Mom's diary guys? Or even Does your Mom has a diary? Hahaha because my Mom does. And last night I did read her diary while she was sleeping on my right. It was by her request actually. Eh kok malah bahasa inggrisan sih.

Hanya saja yang membuat tertegun adalah, saya baru sadar kalau jiwa melankolis yang mengalir di darah saya ini ternyata menurun dengan kentalnya dari Ibu saya. Ya, karena dulu pas saya masih SD, saya juga menulis diary. Saat itu saya masih duduk di kelas empat dan saya mendapatkan kado diary dari teman saya. Itulah diary pertama saya. 

Sejak itu saya jadi suka menulis diary sebelum tidur. Setiap apa yang terjadi dalam hari saya, saya tuangkan di sana. Mulai senengnya bermain di sekolah, galaknya guru matematika, dan juga serunya merancang belajar kelompok, ataupun senangnya bermain layangan di sawah depan rumah. Heei,, my childhood was very memorable right. 

Dan setelah saya menuliskan diary itu, saya akan mengakhirinya dengan membubuhkan tanda tangan saya yang jelek itu. Hingga akhirnya saya pun tertidur. Lalu paginya, saya selalu mendahului ning saya untuk membersihkan tempat tidur dan menyembunyikan diary kecil saya di bawah bantal. 

Kalian tahu, setiap pulang sekolah saya akan mengecek diary saya, lalu saya selalu sadar posisinya berubaah. Aaaah Ibu saya pasti telah membaca isi diary saya. Tentu saja saya malu untuk menanyakan apakah Ibu membacanya? Saya memang tidak sedekat ini dengan ibu saya dulu. Ibu saya lebih sayang ke ning saya, sedih ya. Makanya saya lebih sering ngambek dan diam dibandingkan harus berkomunikasi dengan ibu saya. 

(But, itu semua berubah sejak saya dipondokkan. Ternyata pisah dari orang tua itu membuat kita sadar kalau kita sangat sangat sangat sayang mereka, begitu pula mereka pada kita. Hahah. Bahkan saat pertama kali telfon Ibu saya saat saya pertama kali momdok, saya hampir tidak bisa mengutarakan apa yang saya ingin katakan. Karena haru. Dan akhirnya Ibu saya mendengar saya menangis. Cengeeengnyaaa)

Back to the topic anyway. Yap, kemarin malam saat saya mendapatkan kesempatan libur dua hari, saya benar-benar memanfaatkannya untuk menyenangkan Ibu saya. Apa saja yang Ibu mau saya jabanin. Siangnya ibu minta di download kan lagu Rhoma Irama, hahaha. Katanya itu lagu kenangannya sama ayah saat awal-awal pernikahan mereka. Hingga akhirnya ibu sepertinya terbawa suasana untuk mengenang masa lalu.

Beliau pun meminta saya mengambilkan diarynya yang tersimpan di atas lemari. Ibu memintaku untuk membacakan diarynya di kisaran bulan Juni 1986. Kata Ibu, itu adalah masa-masa galaunya sebelum dinikahkan dengan ayah. Aku terkikik saat membacanya. Saat itu, tanggal 5 Juni 1986, dan ibu sedang packing kamar kosnya untuk pulang ke Bangil. Dia sudah selesai membagikan undangan pernikahannya 26 Juni mendatang, namunm Ibu sama sekali belum tahu siapa sebenarnya lelaki yang akan menemaninya seumur hidup itu.

my mom's diary
Yang Ibu tahu hanya lelaki ibu kini masih sekolah di Kuwait. Itu saja. Mereka akhirnya baru bertemu tanggal 18 Juni sebelum 26 Juninya akad nikah. Dan saat itu undangan sudah tersebar. Hah? Saya bisa membayangkan bagaimana perasaan Ibu saya waktu itu. Katanya dalam diary dia gundah. Hahaha. "Aku mengambil segala risiko yang ada, untuk patuh pada orang tua," tulisnya. 

bacainnya susah payah, sambil Ibu saya ngoreksi
Tapi kalau saya jadi Ibu sih ya iyalah saya mau saja. Wong yang ngejodohin bu nyai, pasti lancar Buk... Lalu Ibu pun cerita usai menikah harus ditinggal ayah ke Kuwait lagi. Baru setelah satu tahun berikutnya ayah benar-benar pulang. Katanya mereka dulu surat-suratan. Dan suratnya berlembar-lembar banyaknya. Ih wow. Kayaknya kalau ditulis novel bagus nggak sih cerita orang tua saya? hahahah just kidding guys. 


ini tulisan tangan tahun 1986
 

Senin, November 17, 2014

Late, But Welcome 23

Angka 23 buat saya adalah angka yang langka. Disebut langka sebab saya sangat jarang memakai angka ini. Bisa dibilang saya nggak kenal sama angka ini. Jarang dipakai untuk absen, pin, password, nomor plat motor, or anything lah. Yang jelas, saya nggak pernah ngafalin angka ini untuk sesuatu yang berarti dan penting.

But, ternyata datangnya angka ini dalam usia saya sangat memorable. Ini late post sebenarnya. Dan I am going to share to you how this number turning me in the age of 23. Dan spesialnya, di ulang tahun saya kali ini, saya dikerjai dua kali. Nah, saya ceritakan yang pertama dulu ya

Biasanya ultah saya dirayakan (saya dikerjai) tepat saat pergantian tahun, yaitu 20 september malam atau kalau nggak tepat di tanggal 21 septembernya. Saya sama sekali tidak menyangka kalau saya justru dikerjai ultah saat tanggal muda, yaitu 6 september. 

Pak Wahyu jadi MC di rapat di Tretes. Totalitas nih orang.
Ini terjadi saat kantor sedang ada acara rapat plus gathering di vila pemkot di Tretes. Nah, di sana, seperti yang sudah dijadwalkan, kami hura-hura di sana. Karaoke, dan juga maen aneka games sebelum bagi-bagi dorprise. Nah, saya yang kebetulan dibikin sibuk dengan segala rangkaian acarannya akhirnya tenang saat acara mulai bergeser ke acara inti yaitu evaluasi bulanan seperti biasa.

Pak Jee Wapimred dan Mb Opi Pimred
Bu pimred Mb Opi, dan juga bapak wapimred, Pak Jee memimpin langsung rapatnya. And see, rapat langsung mengumumkan tentang adanya mutasi sejumlah kru antar biro dan lintas divisi. Ada empat orang yang kebetulan kebagian jatah itu. Yaitu mas Rudi, Gayu, Pak Edo dan jugaaaa saya.

Ih wow. Dan ternyata saya dipindah ke Radar Sidoarjo untuk diposisikan sebagai assred. Tentu saja saya shock. Iyalah shock, jadi assred yang masih liputan dan liputannya di negeri antahberantah Sidoarjo. Saya nggak mudeng sama sekali kota udang itu. Tentu saja batin saya bergolak secara tiba-tiba. 

Pertama, saya belum genap satu tahun bekerja di sana kok sudah dapat promosi dapat jabatan asisten redaktur. Impossible kan. Saya stay cool saya. Pikiran saya yang spontan saya langsung kepikiran untuk resign. Hahah. Pertama saya nggak mau hidup di Sidoarjo. Kedua saya baru saja pindah kos ke Kutisari. Saya nggak ngebayangin akan rueepot lagi untuk usung-usung barang. Wiis, cukup kayaknya. Lalu alasan ke tiga adalah yang utama. Karena redaksi mulai bergejolak sejak bu pimred menyebutkan nama saya dapat promosi jadi assrred.

"Ima itu masih wartawan kemarin sore, atas dasar apa dia diangkat jadi assred. Nggak bisa Bu !! " itu celetukan kasar dari Pak Wahyu. Wartawan senior yang bikin jleb banget ya. Hahaha

Nggak cuma mas Wahyu aja yang nyereng nggak terima. Yang lain juga dipanas-panasi. Di sisi lain Pak Jee yang mbaikin ngebelain bla bla bla. Mb opi, malah nyodorirn isu kalau saya deket sama GM nya Radar Sidoarjo. Yang bisa jadi itu yang membuat saya bisa dapat promosi cepat. Waaah parah ini. 

Saya memilih diam saja, Nangis sih dikit dikata2in gitu. Tapi tak tahan ajaaa. Jangan sampek deh nangis didepan banyak orang gitu. Dari pada mbikin kisruh, saya resign saja bapak-bapak ibu-ibu..

Hingga akhirnya saya disuruh maju. Dan Mb Opi membawa kue ulang tahun. Huaaaa tangis saya pecah. Gilaaaa jahat banget orang-orang ini. Ngerjain orang bawa-bawa profesionalitas sampek yang jleb jleb. Gilanya mereka sampek berantem juga lho Pak Wah sama Pak Jee. Pisuh-pisuhan dan haaaaaash bikin males banget sampek Pak Jee walk out dari arena rapat.

Dan sialnya, skenario itu hanya diketahui tiga orang itu -Mb opi, pak jee, pak wah- Otomattis yang lain juga kebawa situasi panas itu. Mereka bingung. Sukses terbawa emosi pak wah yang menentang dan ngejur saya itu.. Hahaha

Daaaan... ternyata semua itu cuma palsu. Itu semua dibuat karena kami berempat ulang tahun di bulan ini. Hahaha. Syukurlah.. Aseli saya bersyukur ini hanya bohongan. And congrotulation Mr and Mrs Boss. You were all succed to make me cry....

Hahah but thanks yaaaa... lets say that they did that because they love me... big huuuug.....

akhirnya meniup lilin bersama orang2 yang juga dikerjain. I wished that I would not got something like this anymore. It was hurt
Hahaha. tapi berkesan banget ya... dengan muka penuh dengan belepotan bedan baby, saya dan teman-teman lain pun meniup lilin ultah kami. Nggak puas deh kayaknya mereka itu ya. Kami pun masih juga disiram dengan air dingin. Begigil rek. Tapi saya sayang mereka deh, walaupun jahat begitu. :D

jelek banget mukanya. tears, powders and then water.
Yeeey.. alhamdulillah deh... Tapi begitu esok harinya acara berlanjut, acara sudah normal kembali. Kami paginya sebelum pulang sempet maen games Gobak sodor lho. Di halaman vila yang cukup luas itu kami bentangkan tali rafiah untuk membentuk arena gobak sodor. Meski perturan lombanya cukup weird, tapi cukup mbikin kita ngakak, dan seru-seruan.

suka foto iini. Liat deh ekspresinya ketawa semua :D

gobak sodor yang peraturannya di kotak boleh dua orang ya cuman ini deh

foto bareng gayu, mas sam motretnya back-light nih
Tapi ternyata make a wish saya nggak kekabul untuk dikerjai di tretes itu yang terakhir. Karena mereka ternyata masih menyimpan 'hadiah' yang lain. Tepat seminggu sebelum saya benar-benar usia 23, si mas Made yang ngepos di kriminal resign. Dan tahu apa, saya disuruh back up post yang menurut saya horor itu.

Saya murni ngiranya itu cuman becandaan, sampai akhirnya Pak Jee (again and again) ngajakin ngopi di Pujasera. Topiknya menyiapkan mental saya sebelum besok paginya ngeliter di polsek2 dan polres. Kami ngobrol sampai jam 00.30. Kalau udah gitu apakah saya masih boleh berprasangka kalau ini cuma becanda. Secara wapimred yang ngasih tahu langsung. Perlu dicatat pimred nya kali itu lagi cuti soalnya.

Jadilah saya ngepost di kriminal dan anehnya masih back up pos pendidikan. Kelimpungan ke sana kemari. Eh tapi seneng ding, saya jadi liputan 810 alias tembak mati. Waktu itu kedapatan liputan heroik polisi yang berhasil menang setelah tembak2an sama pencuri yang menggunakan kekerasan. Sampai akhirnya salah satu pelakunya ditembak mati. 

Haha, tapi akhirnya saya sempet ngambul dan mutung. Saat itu weekend dan nggak adda berita kriminal belas. Saya ngambul nggak ngantor dan malah ke transnet (warnetnya langganan wartawan di depan grahadi) untuk ngetik di sana. Di cariin dan dimarahin. Hiks. Sialnya itu sampai sekarang jadi gojlokan buat saya. "Ngambul ke transet" okee baiklah my fault. Tapi untunglah itu semuarak berakhir saat saya genap 23 tahun di hari seninnya. Ah susah sekali menuju angka 23 ini ya. 

Bismillah... semoga di tahun ini, Allah memberikan usia yang berkah bagi saya, lebih baik dari tahun sebelumnya, dan bisa semakin bermanfaat untuk orang-orang di sekitar saya. Satu langkah untuk menjadi lebih dewasa. Tahun ini ada banyak target yang coba saya tuliskan di wall dream saya. Semogga satu persatu bisa saya coret dengan senyum yang terkembang. Hanya dengan ridhoMu, Allah.

Thanks for reading guys.  .  .
All of the pictures were taken by Andy Satria. 

thanks mas sam, jadinya bisa di pos di sini deh. 

Minggu, November 09, 2014

People Grow With Their Own Song


Wooo.. Has been long time ya since I left this blog empty. *guilty

Actually, I don't want to share anything dear readers. But lately, since I heard a song that has too meaning for me, then I have something to tell you.
I think, you do agree if I say, people grow with their own song. And so do I.  All of my life is packed in many songs. Let’s say, each song for each moment. Hahhaha
So it’s easy for me to be pulled back in a moment in the past just because I heard one song that I had memory with it.
I will be very pleasure guys if it is a good moment. But…the case will be terrible if it is a bad memory and moment. So I will be brought into the time that I want to forget so much. And sadly, it comes more often in the few days later.

This is because I open the black box, hehe it is Antares actually -my old laptop. I played many songs on it. And you know, one by one my tears down. I didn’t know why. Maybe because the songs I played, brought the memories in my past. Just like this song. 


Just like the lyric, I have so much to say, but you are so far away.