Jumat, Desember 28, 2012

5cm. Gairah Semeru Yang 'Terluap'

5cm. Yup, sekarang film ini lagi booming dan meledak-ledak. Gara-gara lagi demam film 5cm, Semeru mendadak padat kayak lagi kedatangan rombongan bedol desa. Bahkan per 23 Desember kemarin, jumlah pendaki Semeru mencapai rekor barunya. 1152 manusia. Nggak ngebayangin itu gunung pasti ruame banget kayak pasar. Alay.

Hmm.. dan saya sebenarnya nggak pengen nulis soal 5cm, tapi begitu menlihat angka itu, saya jadi tergelitik. Saya sangat mengapresisasi si penulis Dony Dhirgantoro dan di Rizal Mantovani yang udah menyajikan satu karya yang KEREN banget. Hingga mampu memberi impact besar di kalangan muda yang menonton. Yang dulu nggak tertarik sama gunung, jadi cinta gunung. Yang nggak suka sama wisata soro-soro-an, jadi tertantang untuk muncak ke Mahameru. Itu yang perlu diapresiasi. Juga satu lagi, soal arti persahabatan dan nasionalisme. Film yang lengkap! Nangisnya pun juga ada.

Terutama untuk Dony. Dia bener-bener SUPER. Dua jempol saya untuk dia.

Saya sudah baca novel 5cm sejak masih SMA, sekitar tahun 2008. Tiga tahun lebih lama dari pertama kali terbitnya. Dan asli, saat pertama kali baca, saya benar-benar seperti berada di Semeru. Dony bisa membawa pembaca masuk ke dalam cerita demi cerita yang ia uraikan tiap kata. Satu hal yang saya kagumi dari dia. Dalam satu novel itu, kentara sekali kalau dia itu banyak tahu, wawasan luas, dan dia itu kayak sastrawan.

Yang udah nonton filmnya dan terpesona sama skenario alias quote-quote pemainnya, itu belum apa-apa. Di novelnya, kata-katanya jauh lebih keren. Puisi-puisi, juga dialog ala pujangga di Juple. Saya bahkan sering mengulang kalimat-kalimat di novel itu, dulu, karena setiap kalimat yang dia untai, maknanya selalu dalam. Kalau baca sekali nggak bisa ngena.. *itu sih odong namanya

Haha, well, terserah lah. Yang jelas, menikmati karya anak bangsa satu ini benar-benar seperti makan 4sehat 5sempurna. Sehat karena nonton. Sempurna karena baca novelny. Diwejangi soal menjalani hubungan antar sahabat, meraih mimpi, memegang tekad dan berusaha, dan juga tentang cinta tanah air. "Negeri ini begitu indah.. Tuhan, bantu aku menjaganya.'' itu kutipan Juple saat di kereta. Sederhana, namun maknanya dalam.

Kalau biasanya film yang diangkat dari sebuah novel bestseller itu mengecewakan, saya rasa saya tidak. Saya Puas. Cuman di Ian kurang gemuk, dan si Genta kurang kekar, juga di Zafran yang kurang kurus, Junot  itu terlalu keren. Kalau Riyani terlalu feminin, kurang tomboi. Sedangkan si Dinda, terlalu imut. Haha




Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, mata yang akan menatap lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Serta mulut yang akan selalu berdoa.

*141212^afterstarwar^

Minggu, Oktober 28, 2012

Konvoi Itu Mengganggu!

Gitu ya, yang namanya mengayomi, melindungi, yang katanya jadi brandingnya polisi Indonesia. Gimana enggak, hari ini aku dibikin kesel sama penegak hukum satu itu. Jadi cerintanya, siang setengah sore, aku balik ke Surabaya dari Mojokerto dengan motor mungil yang sekarang jadi punyaku, mio. hehe. Jalanan lumayan rame meski nggak macet. Udah prediksi sih bakalan macet, kan habis libur lebaran qurban, dan hari Minggu, pasti bakal rame. Tapi almhamdulillah macetnya nggak berarti, merayap yang iya.

Nah, lagi asyiknya motoran, dari belakang tiba-tiba ada klakson plus sirine polisi. Yang intinya nyuruh -minggir- Hellowwww... tau budaya antri nggak sih! Tahu diri dong!! kataku dalam hati. Semua orang kan juga pengen nyampek tujuan cepat dan selamat. Podho ae toh...

Lewat spion kananku, aku tahu kalao polisi dengan mogenya lengkap dengan lampu soklenya running mendekat. Mau nggak mau aku minggir. Lebih tepatnya karena nggak tahan sama klaksonan nggak pentingnya itu. I let they passed me away.

Dan tau apa yang ada di belakang polisi sok nggaya itu? Yang awalnya posthink -positive thinking- nya adalah ambulans agau iring-iringan mobil rumah sakit,, taunya adalah iring-iringan KONVOI MOGE -MOBIL GEDHE-



Satu per satu moge yang ditunggangi orang-orang mlete, gendhut, berbaju hitam, beberapa mbonceng wanita       berambut panjang hitam dengan baju hitam juga. Gayanya itu lhoo bikin eneg!

Yang bikin sebel itu, si polisi itu membelah jalanan tepat di tengah. Dengan klakson buanter nyuruh pengguna jalan yang searah dengannya untuk minggir, sedang yang berlawanan arah dengan lampu merah kedap-kedipnya disuruh minggir 2 meter ke samping kiri, lalu rombongan lewat dengan bebas dan santai. Mana polisinya pake berdiri di atas persenelingnya buat sekedar nyemprit. Niat banget,,dibayar berapa....

Well, sebenernya nggak apa sih, biasa aja. Cuman, plis ya pak polisi dan rombongan konvoi, mbok ya milih-milih hari kalau mau pertunjukan. Hari ini tuh hari padat lalu lintas. Nggak manusiawi sekali kalo sampek nyuruh minggir pengguna jalan lain dari dua arah hanya untuk sekedar mengijinkan kalian lewat menunjukkan kebolehan, kemampuan, dan kesombongan!

Bikin makin padat, makin macet!


Jumat, September 28, 2012

Tunggu Lebaran

Emang ya, hidup itu kalo datar-datar aja nggak ada permasalahan itu rasanya hampa banget. Kan kata orang jaman dulu, cobaan itu adalah bukti kalau Allah sayang ke kita. Tergantung ke manusianya menyikapi bagaimana persoalan yang dihadapi. Kalau menjadikannya semakin dekat dengan Sang Pencipta, maka orang tersebut bisa dikatakan lolos ujian dan naik tingkat. Beda lagi kalau orang yang dikasih ujian itu malah galau dan jauh dari Tuhan, berarti dia gagal dan hanya dapat kesulitan dan sengsaranya cobaan. Hmmm.. kan setiap kesulitan pasti ada kemudian.

"Seperti puasa lalu ketemu lebaran," 


Yakin,,,,, yakin,, yakin,,, :)

Jumat, September 21, 2012

Golden Birthday 21

Lemon Tart Cake

Lahap

colek-colek berhadiah

such (late) make a wish

nyam nyam story

belepotan in action

the first cake

ingat umur ingat umur,..:D
nggak kerasa tau-tau udah kepala 2+1= 21
udah kaya nggak tau sopan santun sama Yang Punya Umur, nambah umur masih aja nggak nyadar dosa ..
(prolog yang 'agak' sok-sok an) hehehe

Yap,, nggak terasa banget nih udah punya umur 21. Kalo bahasa kerennya, ultah ini ada spesial tersendiri. Karena di ultah 21 ini, aku Golden Birthday lhooo. Ulang tahun yang angkanya sama kaya tanggal lahirnya,, hehe alay y..

Sebenernya lumayan nggak nyangka bakal dapet surprise (lagi). Kan tahun lalu udah, ehhh masih ada juga tahun ini. Alhamdulillahnya kali ini nggak pake acara 'siraman'. Tepung, telur dan air itu absen syukurnya,, :D

Tapi justru ceritanya lucu. Si kosan Emak plus si jarjit merencanakan sesuatu yang tak terduga. Mereka mencoba menyusun rencana yang entah kenapa aku juga nggak berhasil mengendus ulah mereka. Bahkan si kuro dan si 'cilik' yang ku kira pergi entah kemana nyatanya malah ambil si Lemon Tart. Ckckckck,,, lagi sensi sih, maklum :p

hahaha, and the acting sory began. Si 'cilik' ifti nge-sms lebay alasan pengen curhat dan lagi ngendon di depan kosan. Aku di suruh turun.

c: "Mudhun o aku pengen cerito, aku gak iso turu iki lek durung cerito.."
i : "Nggak wani mudhun,, critao tak dengerin,,"
m : (singkatan dari Marcel, tapi itu si Nyak) "Hen Im Mam, ifti lapo nangis nak ngarep kosan?"
i :what?? temenan iki?? giila! (si jarjit juga nggak kooperatif sih*huh)

aku mulai mengintip dari atas balkon kosan. Benar saja, si Ifti cilik sedang duduk termenung di depan pagar kosan, dan bersimbah air mata. Ngekngok! Sebagai teman yang baik, aku turun tangga untuk menengoknya barang sebentar.. hehehe 

Selama beberapa menit kami justru terlibat dialog curcol. Yah maklumlah galau ketemu galau... hehehe
but,, a nother actor running their act.. Sebuah kue tart kuning yang dibawa secara anggun oleh Kuro n Mami menuruni tangga sambil bernyanyi "Happy birthday to you...." Surprise Birthday Night.. :D:D

Nggak nyangka, asli. Thanks guys,,,,masih ingat aja sama temanmu yang satu ini. Rela nahan ngantuk sampai 00.30 hehehe  :) 
Big thanks.. Big hug.. :))

Senin, September 17, 2012

Great KP (Kerja Paksa)















Solar cell











 

Singkat cerita saya tak sengaja KP di sebuah pabrik Pembangkit Listri Tenaga Hibrid (PLTH) milik Kementerian Ristek Indonesia di Pandansimo, Srandakan, Jogjakarta. Di sana, saya melakukan studi penelitian tentang solar cell photovoltaic (bakal TA ntar, Amin). Durasi KP nya yang terbilang sebentar menggiurkanku untuk berangkat saja. Maklum, karena di Fisika KP  nggak wajib, saya tidak terlalu planning untuk KP. hehehe. Pas ada tawaran ajakan, ya OKE lah, toh cuman dua minggu. Tempatnya di pinggir pantai. Hehe sekalian liburan. 

Well KP nya ternyata menguras tenaga dan pikiran, hehe. Data yang diambil harus range 24 jam. so, kami yang bertujuh dibagi jadi dua shift. Pagi dan siang. Pagi dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Begitu juga dengan yang shift malam. Dari jam 6 sore sampai 6 pagi. Dan data diambil setiap 15 menit sekali. Mulai dari tegangan, arus AC, arus DC, tegangan baterai, dan juga kecepatan angin untuk memutar kincir. Puasa-puasa euy,,

But, over all, saya dan enam orang temanku yang lain menikmati masa dua minggu di Pandansimo. Bergumul dengan orang pribumi Jogja yang superduper baik. Suka menolong tanpa pandang bulu. Dan menolong sampai tuntas, nggak setengah-setengah.

Great thanks for you Mr Tarto, Mr Chris, Mr Mur, Mr Tio, dlll :)

Great KP (Kerja Pariwisata)

because KP is not only about working 

go to jogja by economy class


like finding Nemo. We found Huge NEMO.. (A species of shark, named Naga Lintang).
He was so dying  separated from his bevy,, 

ifti n nung, my apprentice work partner
euforia touching the shark

Beautiful Beach Scenery
take a pic with huge shark
Onik my apprentice work partner

euforia reaching the Mercusuar after walking sooo far along the beach. nearly 3 km

:)

me. after walking, suffer! I'm fasting while u were not guys..


going back to the 'dormitory' we didn't want to walk anymore. we stop a fish car. And we got there,, among the fish.. 

Selasa, September 11, 2012

Cloudy

Seperti apa ya rasanya jika aku sampai di masa depan yang di masa lalu pernah aku impikan? heheh ini tulisan galau efect melihat tulisan2 galau dari awal mulai nge-blog. Mungkin aku hampir sampai pada masa itu. Hmmm sudah tua ini ceritanya. Masih banyak mimpi yang belum diraih, masih beberapa angan yang belum tersapa. Ayo,, hari  masih panjang


~get back soon~

Sabtu, Juli 21, 2012

Pernah Hedon

18.38 WIB 18 Juli 2012

Ada sms masuk ke handphoneku. Dari teman lama di SMA, Mona. Dia dulu tema sebangkuku. Dia cantik, slengehan, dan satu yang selalu terkenang adalah dia selalu enerjik. hobinya menyanyi. Sudah nggak terhitung sederet penghargaan yang dia terima dengan modal hobi dan kemampuan bernyanyinya yang memang nggak diragukan.

Haha, Mona ini special, aku tergolong jarang berantem dengan dia. Walaupun kami sudah kenal dekat sekali sejak awal tahun di SMA kami, SMAN 1 Jombang. Dia juga yang banyak mengenalkanku ke dunia yang menurutku sedikit yaaah ‘hedon’.

Di tahun pertamaku salah satunya. Aku adalah salah satu murid terpandai dulu. Banyak teman-teman yang sering ke rumah untuk sekedar mengerakan tugas bareng. Itu labelnya, yaaah bahasa kasarnya mbacemlah. Tapi aku nggak pernah merasa perhitungan atau merasa dimanfaatkan, sama sekali. Jujur. Karena,,ya itulah, mereka, karena tak hanya Mona, tapi juga teman-teman si Mona ini.

mona
Rumah Mona dekat dengan rumahku di Perumahan Dosen Universitas Darul Ulum (Undar) Jelakombo, Jombang. Kalau sore-sore, Mona sering ke rumah, kadang Tanya tugas, atau hanya sekedar main dan curhat. Dari Monalah, akhirnya aku juga jadi akrab dengan genk hedon Mona. Ada Sherly (Cheche), juga Belinda (Bhebhe). Mereka ini sering dijuluki trio macan. Haha
monalisa windyoko



Walaupun nggak masuk dalam genk mereka –yang mungkin bakalberubah jadi kwartet macan- kan ya nggak mungkin, kami yang sekelas jadi sering ngumpul di rumahku. Bahkan mengerjakan tugas melukis pun juga di rumahku. Maklum, pelataran rumahku emang pas luasnya, terutama untuk melukis. Apalagi halaman depan rumahku yang adalah hamparan sawah sangat match untuk digunkan sebagai penjemur kanvas. Satu momen yang euphoria n sinetron bgt saat guyon-guyon ngomongin cowok, ngakak, atau bahkan saat bansai melihat hasil lukisan kami yang ,,, eemmm cuman Cheche yang akhirnya dapet bagus.. hahaha

Yaah, seperti yang tak bilang tadi, merekalah yang mengenalkanku pada dunia hedon. Banyak bergumul dengan mereka jadi membuatku sediki-sedikit ngikut jadwal dolen mereka. Aku jad kenal yang namanya rea-reo. Itu sebutan untuk aktivitas motoran sore-sore ngelilingin kota.  Hanya untuk sekedar muter-muter dan ehm nampang. Haha nggak penting kan. Itu karena aku goncengan sama Mona, Cheche bareng Bhebhe.
Sherly (cheche)
Dan salah satu yang menurutku paling hedon adalah mereka juga yang mbikin aku merasakan yang namanya jadi ‘Dancer’. Yap penari. Bukan penari remo atau penari tradisonal. Tapi penari modern.

Saat itu adalah acara classmeeting sekolah. Ini pas aku kelas X. Osis nyediain serangkaian acara. Acaranya macem-macem. Ada band-band an, puisi, nyanyi, dan beberapa acara lain. Yang jelas setiap kelas harus mengirimkan wakil buat acara ini.

Nah, dari sinilah, akhirnya aku jadi diajakin sama Mona Cheche dkk buat gabung n bikin satu pertunjukan dance. Nggak gue banget sebenernya. Tapi, mereka bilang, nggak apa, pake jilbab nggak masalah. Well, akhirnya aku setuju.

Kami pun mulai latihan di salah satu teman Cheche, yang ternyata temanku dulu pas TK. Kakaknya guru dance, maka kami pun nyewa dia dengan banyaran 100 ribu untuk penampilan kami. Hahaha, ada kalau seminggu latihan. Bareng aku, Mona Cheche Belinda juga Memei dan Yunita. Kami berlima dan cuman aku satu-satunya yang pake jilbab. :D
Memei
Untungnya narinya juga nggak macem-macem. Propertinya juga gampang. Cuman rompi yang adalah kreasi dari kerudung, baju putih, celana item, dan juga sebatang tongkat. Dan waaah,, kita dapet tanggapan positif waktu itu. Karena cumin kelompok kami aja yang nampilin dance. No one else. :)

Hahaha. Yah itu lagi satu bagian dari hidupku yang nggak akan pernah aku lupain.juga ketika gank dance geje ini berlanjut unutk tampil di Purnawiyata. Yaitu acara perpisahan kelas XII. Acaranya di gelar di GOR Merdeka Jombang. Ini lebih banyak lagi yang nonton. Dan lebih gila lagi dancenya… I will not tell you much :D

Tapi yang jelas, teman2ku itu, Mona, Cheche, Memei, dan juga teman2 yang lain Ara dan Ana, adalah bener2 temen sejawat sepanjang masa.  Yang tetep terus ada bahkan ketika jalan hidup mengantarkanku ke Ponpes. Bagiku itu adallah saat-saat terberat. Juga saat aku harus PP Mojokerto-Jombang ke semester akhir kelas XII. Si Cheche selalu bersedia aku tebengin sampai di tempat pemberhentian bus di Pasar Legi Jombang sana. Juga si Mona yang suka nganterin makanan ke Pondok, yang dulu sampai pas ujan2 dan bawain aku obat flu. Oh dear,,, that was so suit :D

Dan sms Mona tadi magrib tadi mengisyaratkan momen dia lgi pengen cerita. Dia bahkan mengundangku nginep dikamarnya, barang semalam. Dia yang emang sudah tunangan sama akabri laut, sepertinya sudah hendak melangkah ke ‘yang lebih lanjut’. Hwaaa aku jadi gak sabar ketemu. Cheche juga denger-denger sudah dapat calon pasangan hidup.

Hmm :) nggak sabar pengen denger cerita kalian :)




Book Is My Bestpartner Ever: Ganti Hati, Dahlan Iskan

Di kampus pas liburan itu sesuatu banget. Sesuatu maksudnya di sini khususnya adalah sepi, garing dan bosan. Oke setiap paginya pasti akan selalu disibukkan dengan aktivitas ngorlip. Atau ngapain aja di kantor. Tapi kalau sudah petang menjelang, dan kampus tak lagi memberi aktivitas, maka tentu saja pilihan terakhir adalah pulang ke kos.

Haha, biasanya, aktivitas di kos selau asyik, kalo dan andai saja, teman-teman kosan emak itu masih ada di kos. Tapi lain sekarang. Mereka sudah pada pulang kampung masing-masing, hmmmh.

Jadilah sendirian, di kos sendiri.

Bingung mau ngapain. Ide jalan-jalan pun juga ditolak. Jadilah aku berkencan dengan teman sejatiku –yang lama tidak kukencani- Buku. Ya, rasanya sudah lama sekali aku tidak membaca buku. Kangen rasanya mengembarakan imajinasiku mengikuti alunan si penulis. Hehehe. Sense berpetualang lewat buku itulah yang ternyata aku kangenin banget saat baca buku.

Dan buku yang menjadi temanku petang itu adalah bukunya si Bos besar yang sekarang namanya lagi tenar, Dahlan Iskan. Bukan yang Sepatu Dahlan, tapi yang Ganti Hati. Agak telat sih emang, sudah ada lama di kamar tapi ya gara-gara –sok-sok-an- nggak sempet jadi nggak pernah kebaca.

Inspiring Book *in writing

Gaya menulisnya yang ringan n mengalir menjadi ciri khas tersendiri saat membaca karya Menteri BUMN itu. Bahasanya yang singkat dan lugas membuat aku tak pernah jengah membaca kata demi kata. Ditambah lagi, cara Dahlan memberi diskripsi dalam tulisannya benar-benar memberi kesan hidup. And I do like it!!

Well, as we know, buku ini bercerita tentang sepenggal kisah Dahlan yang telah menjalani transplantasi liver (hati). Yang bikin excited adalah all about diskripsi Dahlan. Baik operasinya, rumah sakit tempat dia operasi di Tiongkok, dan juga semua uraiannya soal penyakitnya. Sumpah, gue suka gaya Dahlan bercerita. Natural, apa adanya, dan so easy understanding.

Kalau kata Bos asal Magetan satu ini, kunci dari menulis yang tanpa gambar adalah memang diskripsi yang detail. Dia sangat memegang kuat semboyan, diskrispi yang kuat mampu menghidupkan imajinasi pembaca. Dan dia berhasil.

Membaca tulisan Dahlan seolah berkenalan dengan Dahlan lebih dekat. Jadi terharu membaca kisah kecil Dahlan yang melarat dan menderita dlam kemiskinan. Bagaimana kejamnya hidup jauh dari ibu, dan hanya bersama dengan ayah yang keras dan tak jarang kejam. Aku baru tahu kalau Dahlan ini malah dulunya adalah seorang yang gigih dalam penderitaan keluarganya. Nelangsa rasanya mendengar dia bahkan belum bisa naik sepeda onthel sampai dia SMA. Hanya karena dilarang sang bapak belajar meroda dengan alasan ‘’Bagaimana kalau sepedanya rusak? Kau tak akan bisa menggantinya,’’ oh meeeen,,,,

Hmm, orang besar adalah orang yang tak pernah lupa pada sejarahnya. Sejarah  hidupnya. Tak hanya ingat tapi juga belajar dari sejarahnya. Itulah Dahlan.

Meskipun belum khatam aku baca dan sekarang baru sampai halaman 32,  paling tidak aku belajar. Bagaimana menghargai hidup, menghadapi tantangan, dan mencoba mengilhami apa artinya sebuah perjuangan. Orang berhasil karena beruntung itu hanya segelintir. Tapi yang berhasil dengan kerja kerasnya, itu yang pasti nggak segelintir.

Well, di suasana yang sepi ini, kembali aku menyadari: Book, is my bestpartner ever!

Sabtu, Juli 07, 2012

Korlip Itu Semacam Kutukan

Sumpah, jadi korlip ternyata nggak enak banget. Dan jujur, jadi merasa bersalah sama si Emak Upik juga sesepuh korlip lainnya. Seperti Mas Huda, Mbak Tyzha, juga Mas Emal, yang dulu sempat menjadi Korlip semasa hidupku di ITS Online. Ya, merasa bersalah saja karena aku sering menggerutu saat hp ada sms atau telpon dari Korlip saat masih reporter dulu. Hehe, pengakuan dosa. Atau juga pas udah jadi redaktur. Risih aja kadang ngeliat si Emak sering ngomel-ngomel nggak jelas masalah liputan dan editan. Kadang juga curcol alias curhat colongan, kadang emang niat curhat, soal reporter.

Dan mulai liburan semester ini, kutukan jadi Korlip mampir juga di haribaanku. Haha alay dikit. Tak sebut kutukan karena eh karena, jadi Korlip itu rasanya sesuatu banget. Nggak enak banget, lebih tepatnya.

Pertama harus betah dengan dering hp yang bunyi tanpa tau sopan santun. Kalo nggak pagi-pagi banget ya malem-malem banget. Kalo biasanya aku bangun –bener-bener bangun untuk mulai beraktivitas- adalah jam delapan -maklum kan liburan-, ini harus dibangunin paksa dengan telpon gelap jam setengah tujuh pagi. Nggak manusiawi. Ditambah tuntutan jam 8 harus sudah ada di kantor, standby. Rrrrrr….

Lagi, jari rasanya pegel. Gimana nggak, jariku yang manis ini harus berulang kali bertabrakan sama tuts-tuts keypad hp tanpa kenal lelah. Sumpah baru pertama ini rasanya aku jengah n males sms an.  Jangankan buat sms an, ngliat hp pas lagi bunyi aja rasanya pengeeeennn (Apa lagi siiiih,,) Hehe.

Yeah,, it just a lillte case..

In the other hand… ternyata yang paling penting adalah mengatur nafas dengan jeli ketika menghadapi omelan dari si Bos, Mr D –Mr Big D- Si Mr Perfect itu bener-bener bertangan dingin. Nggak salah orang bilang beliau itu orang yang nggak mau tahu apa yang ada di hadapannya. Yang penting tinggal perintah dan tahu beres. Kalo ada yang nggak beres dikit, langsung telpon sana telpon sini kayak kebakaran jenggot.  Semua harus sempurna!

Dan pengalaman itu bener-bener kerasa karena tepat di saat kutukan ini sampai di tanganku, bertepanan juga dengan adanya even-even tahunan besar yang harus diikutin ITS. Well, dan web ITS (www.its.ac.id) harus streamming. Such as KRI/KRCI, SEM ASIA 2012, dan juga PIMNAS XXV 2012 (is running).

Hmmm, dan tantangannya adalah sekarang para reporter sedang pada liburan (sebagian), sebagian lagi juga ada yang sedang Magang, dan sebagian yang lain sedang sibuk dengan kiprah organisasi dan beasiswa… OMG..

Plus redaktur yang kadang ilang-ilang. CB-CB sedang ada yang KP (empat orang). Dua diantaranya di luar pulau, satunya di luar kota, dan satu lagi di dalam kota. Praktis kalo Korlip nggak ndouble jadi redaktur, sisa satu doang redaktur tuh. Untung si redaktur yang KP di dalam kota masih rela di ricuhin sama urusan Dapur.. :D

Dan heiii plis eaaaa,,, selama dua minggu si Dapur itu tuh, ngambul nggak bisa di akses dari luar. Bisa banyangin gimana para redaktur ini harus dikondisikan buat rela ngetem di Kantor buat ngedit streamming.. Hmmmh,, ok,,, ini cobaan, ini cobaan. Dan cobaan akan (pasti) berakhir kan..:D

Big thanks dah buat rekan-rekan semua di ITS Online. Baik reporter-reporter yang unyu-unyu yang setia ada di kampus dan rela aku berisik-in dengan teror liputan, juga redaktur CB CB ku yang masih mau n rela bahkan mbatalin liburannya ke Pacet demi njaga Dapur.. kalian itu sesuatu banget deh,,, We are big team guys,, :D

ndang balik.o reeeek,,,,



 And pray for me guys, semoga bisa bertahan sampai kutukan ini berakhir,, 1 ¾ bulan lagi.. T-T