Senin, Januari 14, 2013

Kakak Itu Cahaya Kedua Setelah Ibu

I only have one sister in my life. And I love her so much. 

Mengatakan rasa sayang itu memang sangat susah, (kalau kata saya). Seumur hidup saya bahkan, belum satu kalipun saya mengutarakan rasa sayang saya pada kakak saya satu ini. Kami berdua hanya terpaut tiga tahun. DIbilang dekat, tentu saja kami dekat. Tapi tidak sedekat yang kalian bayangkan. Yang jelas, dulu ketika masih kecil, kami itu nggak pernah lepas sama yang namanya 'tukaran'. Itu sudah biasa. Saling iri satu sama sama lain kalau satu diantara kami dapat perhatian lebih dari ayah atau ibu. Dan banyak hal kecil lain yang bikin kami nggak akur. Tapi di sisi lain kami itu sangat akur. Setiap malam saat masih sama-sama sekolah, aku selalu didongengin sama cerita-ceritanya di sekolah. Haha, saya selalu jadi pendengar setianya. 

Haha, saya sedang kangen kakak saya. Itu saja. Hope you get the best for your life and family. And get everything you want. And always love us as your sister and brothers. Thank you for everything. Thanks for loving us whatever we are. :')

Sabtu, Januari 12, 2013

Writing a Book (in Underline)


Buku Titik Nol Kampus Perdjoeangan

Beberapa hari yang lalu (7/1) saya kembali pergi ke agen jasa pengiriman JNE kampus yang ada di Gedung SCC Lt 1S. Kali ini tidak membawa berpaket-paket pengiriman berisi buku Djoeang seperti sebelumnya. Tapi hanya satu amplop coklat saja yang berisi satu buku.

Amplop ini akan dikirimkan ke satu alamat kantor ke Gedung Graha Tedja di Jakarta. Salah satu alumni ITS seminggu lalu memesan satu buah buku untuk dirinya. Uang sudah ditransfer, sebesar 150 ribu rupiah. Harga bukunya hanya 100 ribu memang, sisanya untuk ongkos pengiriman. Ada kembaliannya, dan langsung saya sertakan dalam amplop tersebut agar kembali ke pembeli. Belajar anti korupsi reek. Hehe.

Bukan ini yang menjadi ide pokok, hallah, postingan saya kali ini. Tapi hal lain yang lebih mellow dan mendayu-dayu. Hahahah, itu lebai kawan.

Sepanjang jalan menuju JNE, dari Kantor ITS Online, pikiran saya merajalela. Maklum, berjalan sendiri begini punya energi potensial melamun yang sangat tinggi. Saya jadi merenung, sembari memandangi amplop coklat di tangan saya ini. Di dalamnya ada sebuah buku, buku karangan saya dan kawan-kawan saya: Tim Djoeang.

Buku ini, dalam dua hari ke depan, akan sampai pada pembaca, yang entah siapa. Yang saya tahu, buku ini dikirim untuk seseorang bernama Handini. Saya tidak kenal. Ya, hasil karya Great TEAM DJOEANG: saya, oppa Huda, Emak Upik, Kakak Eka, Adik Aldrin, dan Kakak Icha akan dinikmati oleh seseorang nan jauh di sana. 

Ini bukan pesanan pertama lhoo, jangan salah. Dari 500 ekslemplar yang kami cetak Nopember lalu, kini masih tersisa kurang lebih 100 buku yang masih ngangkrak di Kantor ITS Online. Itu berarti 400 buku yang lain telah habis beredar di tangan-tangan pembaca. *saya kini sedang tersenyum :)

Tersenyum, karena inilah waktu yang jauh-jauh hari sangat kami harapkan dan nantikan. Bagaimana tidak, penggarapan buku ini memakan waktu dua tahun dalam kandungan kami. Sejak dua tahun yang lalu, tahun 2010, kami memulai langkah kami dengan mengetok meja rapat, bahwa tema buku yang akan kami garap adalah buku SEJARAH. 

Horor memang. Saya terutama yang nggak doyan sejarah, dipaksa harus menulis bukusejarah. Langkah kami tergolong lambat. Kami harus merunut sejarah dari awal. Mencatat siapa-siapa saksi sejarah ITS yang kiranya masih bisa dimintai keterangan. Bukan sekali, ketika narasumber yang hendak kami hubungi ternyata sudah ada di alam lain. Beberapa juga terjadi, narasumber kami yang meninggal bahkan ketika buku kami belum kelar di cetak. 

Itu bagian paling mengharukan dari penggarapan buku Djoeang ini. Silahkan dibayangkan sendiri, sesepuh apa saksi sejarah yang kami temui (rata-rata). Untung sudah selesai dikorek keterangannya *eeeh.

Yap, buku yang kami beri nama TITIK NOL KAMPUS PERDJOEANGAN ini, memang mengumpulkan rekaman sejarah kampus ITS sejak masa awal pendirian. Merekakan kembali mengapa kampus teknik ITS ini didirikan. Yang uniknya, pencetus pendirian ITS justru seorang dokter umum. Inilah istimewanya ITS. Dia bukan peninggalan kolonial Belanda. Seperti UI, ITB atau UGM. Berdirinya ITS, kampus perjuangan, memang dilandasi dari perjuangan yang panjang. 

Kalau saya bilang, mahasiswa ITS itu WAJIB tahu sejarah kampusnya. Bukan berarti saya memaksa semua mahasiswa untuk membeli buku kami. Haha. Tapi setiap mahasiswa wajib tahu bagaimana semangat pendiri ITS memperjuangkan berdirinya kampus yang kelak akan membesarkan mereka ini. Mereka harus tahu dan belajar tentang menghargai semangat dokter umum mendirikan kampus teknik pertama di Indonesia Timur. Yang kemudian setelah berhasil mendirikan justru dikudeta oleh mahasiswanya sendiri. Cerita yang heroik.

Kembali lagi dalam renungan saya. Siang tadi yang terpikir dalam pikiran saya adalah tentang quote jadul. Sekali berarti kemudian mati. Haha, sadis ya. Bukan begitu, tapi saya sedang mengilhami tentang makna sebuah karya. Seseorang akan dikenang bukan karena dia siapa atau apa. Melainkan dia akan dikenang karena karyanya.

Pun begitu dengan seorang penulis. Yang akan terus dikenang dari penulis adalah hasil tulisannya. Karyanya. Meskipun dia kelak sudah mati, dia akan terus hidup lewat karya-karya yang telah ia lahirkan. Yaa walupun tidak buanyak, saya bangga telah menulis buku djoeang ini. Semoga pesan-pesan yang ingin kami semua –tim djoeang- ingin sampaikan, melalui buku ini bisa tersampaikan.

Juga semangat djoeang para leluhur-leluhur ITS dapat terus tersemat ke darah sivitas akademika ITS. VIVAT !!!!
tim djoeang *minus kakak hoek

Hidup ITS ! Hidup ITS ! Hidup ITS !

^paling tidak satu mimpi saya, menerbitkan buku (walau masih kelompokkan) bisa saya coret. Tapi lalu saya menambahkan satu mimpi saya lagi di bawahnya. Menulis buku, sendiri. :D amiin

Kamis, Januari 10, 2013

Hilangkan Stress Itu Mudah, Salurkan Hobi!

Hari ini kelar UAS mata kuliah yang susahnya dari jaman bebuyutan, Fisika Statistik. Ya, persilangan ilmu Fisika dan ilmu Statistika ini ternyata melahirkan peranakan yang tidak diharapkan. Susah! Pake banget! Usai belajar semalan sampek pagi, ternyata nggak ada barang satu pun yang keluar di lembar soal. Huh melas banget gue. 

Well, jadinya, karena suntuk, siang harinya lepas ujian selesai, saya putuskan untuk hunting foto saja. Berbekal kamera DSLR EOS, tipe disamarkan, milik kantor, saya take beberapa foto di sekitar selasar perpus.

Tak ketinggalan, The Ring Angel, tempat galau saya, juga saya jadikan objek hunting. Ups, tempat ini saya jadikan tempat narsis. Haha. Huuuuuaaaaah.. UAS ini akhirnya berakhir. Semua hasilnya juga berakhir dengan baiiik.. Amiiin.

Tinggal tahajudan wess..

niat pose

niatnya candid 

captured in capturing
Yap, saya tidak sendiri. Tapi saya bersama partner in crime, Ifti (si cilik). Dan dia nggak mau kalah untuk mau di foto narsis. Kalau dia lagi menghilangkan jenuh karena peranakannya persilangan Fisika dan Matematika. Hahaha Fisika Fiska. Single aja udah ampuun..

*eaaaa


ukhti-ukhti Lamongan

Sudah. Sekarang waktunya berdoa. Let The Rest Being Best In God's Way. :)

Sometimes


A lyric of a song in the past. Sometimes by Britney Spears. Hahaha suddenly I just wanna post in my blog. Don't know why.

Selasa, Januari 01, 2013

New Year Eve 2013

Malem tahun baru itu, pasti identik dengan tiup terompet, konvoi, dan pesta kembang api. Sudah empat tahun di Surabaya, nggak membuat saya penasaran dengan 'apa sih yang dilakukan masyarakat kota megapolitan sekelas Surabaya dalam menghabiskan malam tahun baru?'. Sampai malam ini, saya penasaran tingkat dewa.

Motivasi ini tentu saja didukung karena saya memang nggak pernah tahun baruan. Setiap tahun baru pasti mantengin TV yang lomba-lomba nyuguhin tayangan paling wow. Tapi tidak dengan tahun ini. Rasa penasaran akut saya dan dengan suntikan adventure tengah malam yang sedang bergejolak, saya mau tahun baru kali ini, saya bergerilya.

Well, tapi ternyata rencana itu nggak semulus yang dibayangkan. Entah mitos, kutukan atau apa, malam tahun baru pasti hujan. Mungkin ya, ketika bumi ini mulai titik nol revolusinya pada matahari (khususnya Indonesia) selalu mengalami keadaan evaporasi tinggi, sehingga mengabitkan hujan di sore atau malamnya, Hampir di semua kawasan. Nah lho. Butuh riset kali ya.

Tapi, alhamdulillah hujannya nggak hujan bombai sampek tengah malam. pukul 21.00 si ujan udah kehabisan cadangan air untuk ditumpahkan. Dan itu tandanya saatnya saya beraksi. Setelah aksi mutung-mutungan dan tarik tambang dengan partner new year eve saya, akhirnya kami keluar juga pukul setengah sepuluh/

Dan benar saja, yang namanya jalanan ramenya bukan main. Jalanan menjadi track manis buat para anak ALAY untuk unjuk kealay-an. Mulai dari kebut-kebutan, semprong-semprongan knalpot, sumpah suaranya bikin mbenging. Dan knalpotnya itu lho, bikin mabok darat. Nggak tanggung-tanggung, mereka bahkan melakukan aksi semprong-semrongan itu di tengah jalan. Kayak nggak punya dosa aje.

Dengan tampang anak muda mudi, bonek juga nggak absen, mereka udah niat banget macak alay. Baju norak, rambut disemir, lalu mejeng di pinggiran trotoar dengan kaki nangkring di atas motor. Ilfil gue.. Semoga adek saya yang masih alay itu nggak terkontaminasi sama hal-hal beginian. Amiin.

Malam berlanjut sampai tengah malam tepat saat pergantian tahun. Hmm,, ini baru keren. Pesta kembang api. Kalau pesta kembang api ini, bukan gaweannya anak alay pastil. Berdasakan pengamatan berkeliling (walau g jauh, cuman Kertajaya dan sekitran Gubeng), yang nyumet kembang api itu bukan anak-anak alay. Tapi orang-orang borjuis, yang 'niat' tahun baruan.  Pasti anak-anak alay itu nggak punya duit buat bakar kembang api. Hahahaha tertawa iblis.



Kalau nggak pemerintah daerah ya pasti pusat-pusat keramaian yang bikin acara pesta firework. Kayak mall, cafe, dan restoran. Yup, walaupun nggak lihat sampek tanek kembang apinya, atau (aku berharap ada dibawah pesta kembang apinya kayak waktu di MTD, hehe) nyumet kembang api langsung, lumayanlah. Menghibur diri sebelum habis ini perang UAS.

Di perjalanan pulang, cobaan makin berat, terutama buat partner saya. Dia udah kudu misuh-misuh gara-gara nggak betah ngeliatin ulah anak alay yang main blokade jalanan dengan aksi motoran alay-nya. Kami berencana mau ke Grahadi, tapi batal karena Gubeng macet total. Yaaaa akhirnya kami memutuskan balik dan cari makan. Namanya arekk ITS, ujung-ujungnya makan di Keputih, menu penyetan ala Mas Cakep. Hahaha Mahasiswa!

Happy New Year 2013. Semoga 13 yang penuh keberuntungan dan kebaikan.

-attaching: karaoke eve:*