Selasa, Juni 10, 2014

Saat "Dewasa" Telah Tiba


satu lagi yang saya sadari bahwa semakin kita dewasa kita, permasalahan yang kita hadapi juga akan semakin kompleks. hmm, kompleks enggaknya sih tergantung kita nyikapinnya ya. tapi yang saya sadari, semakin saya dewasa, saya lebih banyak dihadapkan pada pilihan-pilihan penting. tentang hidup saya, dan tentang masa depan. hmm, biasanya saya cenderung nurut sama orang tua, apa kata beliau, itu saya nurut saja.
well, ternyata itu sedkit banyak membuat saya sedikit manja, menggantungkan keputusan pada orang lain dan nbggak berani ambil keputusan. 
tapi belakangan saya sadar itu sepenuhnya salah. 
saat ayah sudah nggak ada, barulah saya yang seperti tertohok sekali. saya menghadapi fase dimana saya harus memikirkan sendiri dan mumutuskan sendiri apa yang baik buat saya. dan  yang yang paling penting, bertanggung jawab atas keputusan itu dan siap mengambil segala resiko dan konsekuensi yang ada.

tapi ternyata kompleksitas tentang keputusan nggak sampai di sana. saya sadar sekarang, saya juga berperan dalam mengambil keputusan untuk adik-adik saya. dimana saya sadar bahwa saya sekarang sudah menjadi tetua yang sudah pantas nuturi adeik-adik dan juga memberii saran yang tepat. rasanya? galau. 
kadang saya takut dan dilema, apa yang saya sarankan, yang saya petuahkan akan membawa kebaikan bagi mereka, dan semacamnya.

seperti saat Aziz tiba-tiba ngajak bicara "Ning ima aku ambil kuliah apa? aku kuliah apa nggak?
atau adik Rahman yang suatu siang saat libur dari pondoknya menyerahkan brosur sekolah mualimin Tambak Beras ke saya. "Ning ima aku tak sekolah Mualimin ya SMA ku? tapi sekolahnya enam tahun?" well, saya tahu itu bukan hanya pertanyaan yang bisa selesai dengan dijawab ya atau  tidak. bnutuh pertimbangan. butuh pemikiran yang nggak cuman satu dua menit. 

beruntung saya punya ning yang yaa cukup komunikatif dan percaya dengan saya. bahwa di tengah kecamuk pincangnya sosok orang tua, dia selalu mengajak saya bermusyawarah dalam hal apapun.
ya, kami bukan lagi anak keciil yang sekedar berdiskusi nanti beli maianan apa. tapi lebih dari itu membicaerakan tentang jalan hidup adik-adik kami, dan juga membicarakan tentang jalan hidup saya. 

haha, ingin rasanya saya berteriak saya belum siap jadi dewasaa.. tapi kalau kita terus bertanya apa kita siap atau tidak, tentu kita akan sok pengecut menjawab kita tidak akan siap. 
tapi saya percaya waktu selalu membawa kita dalam kondisi yang tepat. mendewasakan kita tepat pada waktunya. 

untuk ning is, terima kasih telah mendampingi kami hingga kami bisa seperti ini,. sampai saya bisa sarjana. dan juga buat adik-adikku. kalian yang sabar ya, yang kuat. kami sebagai kakak, yakinlah, selalu ingin yang terbaik buat kalian. :)
dan untuk ibuk, selalu sehat ya buk, sehat selalu dan menyaksikan kami sukses dan membahagiakanmu. :)