Minggu, April 21, 2013

The Pictures



Yang baca postingan ini pasti bilang, ini postingan nggak penting banget ya. Narsis. Haha. Nggak apalah, kapan lagi. Lagi mau pamer, ups, bukan ding, mempromosikan karya teman sekosan yang suka ndandanin orang. Sebutannya 'cilik'. Nama populernya Ifti. Yap, dia itu teman seangkatan saya di Fisika ITS. Dia ini nggak akan tahan ngelihat temen yang.. misalnya bajunya warnanya nggak matching, jilbabnya nggak beres, atau baju kedodoran pun sering dia komentarin sebagai penampilan yang 'gak mbois'. Jahat banget kan? Dan tentu saja, saya termasuk golongan orang yang yaa pernahlah alias sering  jadi bahan empuk buat dia komentarin. Hoohoo

Nah, akhir-akhir ini dia lagi semangat berkreasi jilbab. kan sekarang lagi 'in' banget tuh model kerudung yang diputer-puter, lucu, dan unyu itu. Ifti lagi suka tuh. Dan anak kosan emak jadi sasaran sergap eksperimennya.    Kami dijadikan objek pelampiasan kreativitas yang tak tersalurkan,,, hehehe.

Dan ini beberapa hasilnya... (fotonya sudah beberapa bulan yang lalu sebenarnya)



    
(postingan ini saya temukan di draft blog saya)
sudah hampir setahun lalu draftnya, daripada nggak terupload,, :)


Kamis, April 18, 2013

Oblivion | Film Iluminati

Semalam saya pergi nonton film dengan sahabat saya, Henny. Ini karena film yang sedang muter di bioskop adalah film aktor kesayangannya, Tom Cruise. Saya sebenarnya nggak suka-suka amat, tapi yaah, daripada di kos bengong, setuju saja saat dia nyeletuk ngajak saya waktu di Laboratorium Fisika Dasar.



Film terbaru Cruise kali ini judulnya Oblivion. Sesuai terjemahannya, Oblivion itu artinya pelupaan atau keadaan yang terlupa. Aneh ya. Genrenya memang science fiction. Untung sebelum ke bioskop, kami sempet ngelihat traillernya. Yah, paling nggak biar nggak mudengnya nggak banget-banget.

Well, asli, ceritanya ngayal banget. Ceritanya, ada makhluk asing yang ingin mencari tempat hunian. Ia mengincar bulan untuk dikuasai. Dihancurkannya bulan membuat bencana besar di bumi. Raibnya bulan sebagai satelit alam bumi memberi dampak yang luar biasa. Terjadi bencana besar-besaran di bumni, seperti gempa, tsunami, sampai bumi luluh lantah dan rata dengan tanah. Ehm, tapi White Housenya masih kelihatan sih puncak bangunannya. Curang yah.

Nah, nggak berhenti sampai bulan saja, tapi si alien yang bernama Sally ini berniat mengambil bumi. Karena masih banyak manusia yang selamat, ia ceritanya menebar isu kebohongan. Yaitu ia mengelabuhi manusia bahwa bumi akan hancur, maka manusia harus mencari planet baru untuk tetap hidup. 

Planet itu adalah Titan. Satelitnya Saturnus. Yah, coba pikirkan, ratusan manusia yang tersisa (karena hitungannya adalah Amerika saja), harus bedol desa dari bumi ke Saturnus, yang jaraknya adalah 1,272,000,000 km dari bumi. Memang sih, di ensiklopedia yang saya baca, si Titan ini punya kesamaan sifat fisik yang sama dengan bumi. Seperti punya air dan juga atmosfer, yang memungkinkan manusia tinggal di sana.

Jack Harper
Berawal dari sanalah, muncul Jack Harper (Tom Cruise). Dia adalah seorang astronot. Bersama rekannya Victoria atau Vika, dia mengendalikan pesawat luar angkasa membawa manusia (yang tersisa) untuk singgah di Tet dan kemudian berangkat ke Titan. Tet adalah stasiun ruang angkasa. 

tunggannya Jack Tech-49

Namun, nyatanya mereka semua tidak sampai ke Tet, ada malpembakaran di tubuh pesawatnya. Hanya Jack dan Vika yang masuk ke Tet. Tapi, namanya juga cerita fiksi ya, konfliknya adaa saja. Haha. tapi menarik, asli.

Sesampainya di Tet, Jack dan Vika nyatanya malah dimanipulasi ingatannya. Semua memori mereka di bumi dihapuskan. Diganti dengan ingatan sebuah misi. Misi adalah membantu Sally untuk mengeringkan bumi dengan mengambil semua energi airnya sebagai energi pengganti di Titan. jack dan Vika dikembalikan ke bumi untuk menyiapkan misi tersebut. Mereka bekerja bersama puluhan robot. 

Well, singkat cerita, mereka akhirnya tahu bahwa mereka hanya dimanfaatkan demi misi pribadi Sally. Hal tersebut Jack dapatkan setelah ia diculik oleh kawanan 'Pemakan bangkai', another alive human yang tersisa.  Mereka mencoba mengembalikan ingatan Jack dan merangkulnya untuk menghancurkan Tet.

Tet
Dengan membawa bom nuklir, Jack dan pemimpin pemakan bangkai berangkai di Tet. Mereka ke sana untuk bertemu Sally, yang selalu secara misterius mengontrol dan mengndalikan kerja Jack selama ingatannya dimanipulasi. Saya juga penasaran sih, bagaimana wujud Sally yang alien itu.

Dan see that, begitu mereka sampai di Tet yang ada di luar angkasa, mereka akhirnya bertemu Sally. Just to know, Tet dalam film ini berbentuk segitiga besar sekali yang terlihat kokoh dari bumi. Untuk masuk kesana, Jack terlebih dahulu diintrogasi tentang maksud kedatangannya. Saat itu ia berkilah untuk menyerahkan manusia yang masih tersisa.

Well, Saal ternyata adalah sebentuk robot. Hmm bukan robot sih, melainkan sebongkah batu segitiga yang sangat besar yang berbicara melalui matanya yang jumlahnya hanya satu. Dan warnanya merah. Dan kau tahu apa? Ya, seperti segitiga mata satu. Iluminati.

Sally
Ada kutipan yang wow dari si mata satu ini, ketika Jack menuntut kebebasan dan kemerdekaan bumi. 

"Aku yang menciptakanmu Jack. Aku Tuhanmu," katanya. 

Ini karena di Sally mengklon Jack hingga ribuan klon-Jack. Hanya untuk mengasup air (hidro) bumi. ya, Jack adalah teknisi yang handal untuk melakukan pekerjaan tersebut. Singkat cerita Tet berhasil di bom. Sally si iluminati itu hancur. Bumi pun aman dari pengeboran air besar-besaran dari menara misi milik Sally.

Iluminati
Lalu, kenapa Sally harus iluminati. Kenapa Tet harus segitiga raksasa yang mengawasi bumi dan mengusasi umi dari kejauhan. Kenapa harus mata satu yang tergantung di segitisa raksasa itu yang memerintah Jack. Dan mengapa Si mata satu mengaku Tuhan.

Konspirasi iluminati. Hahaha

Mungkin benar mungkin salah. tapi yang jelas, begitu saya melihat film itu dan penasaran di Sally itu alien seperti apa. Eh, malah alien itu adalah mata satu dan seitugia aneh itu. Hehe, entahlah, saya juga hanya berspekulasi. Apa ini yang namanya konspirasi??

Bagi yang belum nonton, penggemar Science Fiction, Monggo ditonton.. :)


Senin, April 15, 2013

Tere Liye (Poseidon 2013): Karena Saya Menghormati Perempuan

Seorang penulis itu selalu khas dengan karakternya. Tegas. Lugas. Unik. 
Ada juga additional behavior of writer yaitu misterius, dan whatever you say, I will go straight.
Ya, mereka itu selalu prinsipil. Malah kadang terlalu. 

Saat masih candu dengan buku dan novel dulu, saat seragam saya masih putih biru, buku Tere Liye masuk dalam daftar buku yang membosankan. Novel-novel buatannya sarat dengan kalimat-kalimat panjang, minim kutipan dan yang paling saya benci adalah endingnya yang jarang happy ending. Kasusnya selalu saja mbulet dan terkesan mengada-ada. Saya kurang begitu suka. 

Ya, mungkin novel Tere Liye nggak cocok diasup oleh remaja tanggung yang suka dengan keababilan seperti saya, dulu. Saya lebih memilih membaca novel berlabel teenlit atau chicklit. Dah ya, saya juga sempat mengira novel Tere Liye itu novel terjemahan. Dan saya juga sempat mengira kalau Tere Liye ini nama pena seorang penulis perempuan. 

Eh tapi ternyata salah, belakangan saya tahu kalau penulis buku best seller ini adalah seorang pria yang akhi-akhi, hehe. Kementerian Kominfo BEM ITS 2012/2013 mengundang beliau dalam acara Populer Seminar Writng of Indonesia (Poseidon) 2013.

Bang Tere Liye ini secara khusus datang ke ITS untuk membagi pengalamannya di bidang kepenulisan. Hmm, cukup mahal sih mendatangkan penulis best seller macam dia. Panitia harus rela merogoh kocek sebesar Rp 3,5 juta plus transportasi dan hotel, yaah kira-kira Rp 5 juta deh. But, saya rasa sepadan sih. Bahkan kami, panitia, sempat merasa sayang dan nyesel karena mematok tiket hanya Rp 25 ribu untuk ITS dan Rp 35 ribu untuk umum.

Masalahnya, kalau tahu antusiasmenya sebanyak ini, mungkin kami tergiur untuk maruk mematok harga yang lebih tinggi. Bang Tere bahkan menyebutkan kalau seminar yang mendapuk dia sebagai speaker rata-rata malah Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Dan sayangnya lagi, kapasitas ruangan gedung yang kami sewa hanya bisa menampung maksimum 400 peserta, setelah ditambah beberapa kursi plastik. Yah, jadilah ruang sidang Pascasarjana lt 3 ITS penuh sesak oleh peserta. Pesona Tere Liye ini memang luar biasa.

Si Tere Liye datang dengan tampilan casual kaos hijau panjang, celana jeans, dan sepatu gunung. Saya rada kesal dan menilai orang ini sok-sokan karena nggak mau memberi contact person dan tidak mau ada sesi foto barneg dan juga wawancara bareng secara khusus. Jahat banget ya. Kekesalan saya kian bertambah saat tahu dia mengeluh pengen cepat ke hotel karena lelah usai menunggu pesawat yang rusak saat dia sudah di atas pesawat.

Tapi, mau tidak mau saya harus mengakui kalau penulis satu ini benar-benar keren. Didapuk sebagai pembicara dalam seminar nasional, dia sama sekali tidak menyiapkan slide presentasi. Dia hanya memberikan file word yang isinya lima kolom tentang jenis-jenis tulisan yang mungkin bisa ditulis oleh seorang penulis pemula. Tidak ada yang lain.

Jadilah seminar itu mendengar cerita-ceritanya yang inspiratif, tips-tips menulis ala dia, dan juga sedikit mirip workshop. Saya duduk tepat di depannya selama dia berbicara, berbekal kamera DSLR milik seorang staff, saya puas-puaskan njepret sosok unik di depan saya itu.

Dia biasa menulis sejak usia delapan tahun. Tepatnya menulis puisi. Pria usia 33 tahun ini sejak kecil terbiasa diperpengarkan dongeng oleh pakwonya di Sumatra sana. Dari sanalah ia lalu terbiasa melamun, dan menulis. Baginya, menulis itu adalah kebiasaaan. Ada beberapa tips menulis yang ia bagi siang itu.

Yang pertama adalah penulis harus punya sudut pandang spesial. Kedua yaitu punya amunisi. Penulis juga harus memiliki kekayaan ragam bahasa. Dan terakhir yang saya ingat adalah penulis harus memulai menulis dan tidak perlu susah-susah untuk mengakhiri tulisannya.

Mainstream kan kalo dipikir-pikir. Tapi satu yang saya tangkap dari seminarnya siang itu, bahwa menulis itu tidak perlu memikirkan untuk apa dan untuk siapa kita menulis. Tak peduli orang akan mengapresiasi atau mencaci tulisan kita, asal tulisan itu relevan dengan diri kita maka tulisan itu adalah tulisan yang bagus. Ya, karena katanya menulis itu adalah berbagi kebaikan. Bukan utnuk emngharapkan kebauikan, right??

Haha, paling tidak, saya jadi tidak perlu ambil pusing ketika blogging. Mau orang bilang apa tentang tulisan saya, itulah tulisan saya. Aha, mungkin ini juga yang membuat kepribadian Tere Liye yang sak karepe dewe itu ya. Dia yang tidak mau terlalu di ekspos dan terlalu membatasi diri. Dia bahkan mengelak ketika ada penanya yang menjudgenya sok misterius dan menyembunyikan identitas. Coba ingat-ingat, memang di setiap buku Tere Liye hampir tak ada foto atau biodata penulis kan ya?? 

Ia berkilah bahwa ia hanya menjaga privasi saja. Haha, dasar penulis. 

Well, saat signing book, saya sempat nyeletuk tentang nama pana yang ia gunakan. Nama berbahasa India itu ternyata punya arti "untukmu". Konon dia memang suka India, mulai dari film, dan juga kisah cerita negeri asal Sarukh Khan itu. Makanya ia mencatut bahasa India sebagai nama penanya. Padahal nama aslinya adalah Darwis. Alumni Akutansi UI dan pernah mengajar sebagai dosen juga. 

Yaa,, over all bertemu Bang Tere ini membuka satu wawasan baru tentang penulis bagi saya. Dirinya yang unik ini seolah memberi petuah pada saya tentang kayanya dunia jika kita mau berfikir dan kemudian menuliskannya untuk dibagi.

Selayak analogi pohon kelapa yang ia ceritakan di prolog seminar. Bahwa pohon kelapa memang tak pernah berpetualang seperti penyu dan burung pipit. Tapi ia selalu berbuah. Buahnya kerap jatuh ke pantai dan terombang ambing terbawa samudera hingga sampai ke negeri seberang. Di sanalah lalu bauhnya tumbuh kembali untuk memberi kebaikan di sekitarnya. Dan begitulah seterusnya.



Saat dinner saya tanya ke Bang Tere, kenapa di novel-novelnya selalu menggunakan tokoh utama perempuan. 
"Karena saya menghormati perempuan," katanya.



Post Card

no caption