Ini tak akan jadi catatan indah atau catatan yang manis. Namun justru catatan yang paling pahit yang tak pernah ingin ku buat. Tentang orang yang ku puja, yang selalu ku banggakan dan membanggakanku, orang yang ku cintai.
Ya, kini aku akui, aku sedang merasa “Sangat” kehilangan. Ayah ku.
a memories on borobudur |
Beberapa hari yang lalu aku bermimpi tentangnya. Dalam mimpiku, dia, bersama aku, ibu dan dua adikku sedang berkumpul bersama. Aku hanya ingat kami sedang menonton sebuah acara tv. Bola mungkin. Tidak seberapa jelas.
Yang tergambar jelas dan lekat saat aku membuka mata adalah aku melihat ayahku sedang tertawa lepas bersama dua adikku dan juga aku.
Hanya itu. Tak ada dialog apapun antara aku dan ayah.
Dan saat itu juga aku tersadar, hanya ingin melihat ayahku tertawa lepas saja, aku harus menunggu sampai dia hadir dalam letih tidurku.
Ya, aku –sangat- bahagia bisa bertemu ayah walau tidak di dunia nyata.
Ironi. Kenyataan memang tak akan berubah. Ayah sudah tiada. Dia hanya aka nada dalam benak dan hati setiap anak-anaknya. Lewat tutur kata nya, didikannya, ajarannya, dan kenangannya.
Bagi kamu semua yang membaca, yang masih memiliki ayah kalian di samping kalian.. jangan sungkan atau pun malu untuk sekedar mengatakan kata terima kasih, maaf, dan juga ucapan bahwa kalian menyayangi ayah kalian. Karena aku hampir tidak pernah mengatakannya dengan tulus. Dan aku menyesal.
live is never flat. . . . . . :)
BalasHapusdhek Ima...Alloh telah menjaganya...dan penjagaanNya lebih sempurna..
BalasHapusterimaksih atas nasehat sederhana ini...
Banyak" berdoa nggeh...doa anak yang berbakti itu akan mempermudah jalannya disana..insya Alloh..