Hari kedua di Singapura lucu
banget. Jadi kami sempet kucing-kucingan dengan panitia ASSIHL dan kabur dari
acara konferensi. Ini atas ide dan peran bu Rektor juga lho ya. Aku suka dengan
rector satu ini. Sebagai pemimpin cewek, dia asli merakyat banget. Nggak
sungkan untuk becanda bahkan ikut ngerjain anak buahnya. Dan ngakak bareng.
Suka deh.
Nah tepat pukul 13.00 waktu
setempat kami geser dari NTU Executive Centre. Dua dosen tadi sampai heran pas
tak bilangin kalau berita profil mereka sudah aku kirim ke redaksi. Mereka
heran dengan cara kerja kami yang serba multi tasking. Bayangkan, aku
wawancaranya sambil kucing-kucingan di toilet. Gara-gara tukeran ID card
peserta konferensi. Si pak dosennya sampek bingung sendiri kok sempet wawancara
di saat genting begitu.
selfi sebelum ganti kostum dolan |
Dosennya bingung kok bisa sih?
Sementara mereka mikirnya wawancara itu harus dalam kondisi ideal yang ngobrol
enak sambil ngeteh dan nyemil. Jauhkan jauhkan pikiran itu. Hehehe. Bahkan
wawancara sambil lari dan dusel-dusellan itu udah biasa kan ya buat kita para
kuli tinta ini. “Lho sudah selesai tulisannya? Cepat banget?” komentar dosen
yang namana sama kayak nama panggilanku itu.
Ya iya harus tak tulis cepat. Aku
Cuma dikasih waktu 1,5 jam untuk nulis dan ganti baju casual untuk jalan-jalan.
Sedangkan aku hanya dapat koneksi internet di dalam gedung ini. Jadilah ini
bisa dilakukan karena kondisi menekan kami.
Dari NTU kami langsung ke
Takashimaya untuk lunch. Nah kali ini aku sudah bernafsu untuk kuliner ala
hedon. Mumpung gratis kan ya. aku pesen makanan Korea Teriyaki Bulgogi yang
beef. Hidangan itu dihidangkan lengkap dengan rangkaian nasi korea dan acarnya. Termasuk kimchi. Ih ternyata
kimchi itu nggak enak. Kok kalo nonton film korea enak banget mereka makannya.
Kalau bulgogi beefnya sih mirip semur daging. Untuk satu porsi makanan ini,
kami ditarik biaya sebesar SGD 9. Tambah minumnya lemon juice harnya SGD 2,4.
teriyaki bulgogi dan kimchi ala korea. udah mulai tumbuh naluri kuliner dan asal coba coba |
Selesai makan, kami lalu cus ke
Chinatown. We are ready to shopping. Hahaha. Ini nih bedanya atasan dan
bawahan. Bu rector nggak ngikut ke Chinatown. Beliaunya tinggal jalan-jalan
belanja di Takashimaya dan kami berangkat ke pusat belanja kota china.
perjalanan ke chinatown. seneng itu liat jalanannya yg damai gini |
Di sini cocok untuk belanja pernak-pernik olah-oleh
berbau Singapura. Baik yang aksen china ataupun yang tidak. Kayak gantungan
kunci, tempelann kulkas, dompet, dan juga tas. Lalu yang pengen belanja kaos
juga murah-murah. Malah di sini ada yang SGD 9 dapat tiga kaos I love SG. Tas
juga SGD 10 dapat dua atau dapat tiga.
jalanan yang bikin tenang ya manja bangat mata |
Nah kalau belanja di sini, di
pedagang-pedangan tertentu kalian bisa nawar lho. Aku sempet dapat kaos yang
harganya mulanya SGD 15 dapat cuman SGD 10. Dari yang SGD 8 jadi SGD 5. Hehehe.
Tergantung gimana kalian merayu pedagangnya sih. Ada yang welcome dan ada pula
yang sengak. Tapi mayoritas memang net, tapi ada juga kok yang nggak.
Dan, nggak perlu repot-repot
pakai bahasa Inggris, rata-rata pedagang di sini malah kalau udah nenger kalau
kita Indonesian, mereka akan menawarkan barangnya dengan bahasa. Kita ngomong
apa juga mereka mudeng kok. Jadi jangan khawatir, language is not a barrier for
shopping here guys.
Kalau di lihat budaya nya
shopping orang Indonesia dengan bule barat, keliahatan banget, mereka kalau
belanja nggak suka borong. Mereka sukanya belanja yang pernak-pernik di sini.
Kayak baju, dan juga hiasan-hiasan dinding. Setelah cukup pegel nyambangi
setiap gang di Chinatown ini, kami akhirnya balik.
di chinatown bisa ngenyang. |
Kalau kalian mengamati, tepat
disamping gerbang masuk Chinatown, kalian akan meilah kuil bagus disana. Setiap
sorenya banyak penduduk sana yang sembayang. Arsitekturnya cukup bagus buat
background foto. hehehe.
semacam temple untuk sembahyang samping chinatown |
Lepas dari Chinatown rombongan
terpisah jadi dua. Aku mas mumun dan mbk evy mohon ijin melancong lagi ke
Orchard. Kami sengaja ingin menikmati suasana malam Orchard road. Alas an
utamaya sih nganterin mbk evy yang udah ngebet pengen ngasep. Kedua nganterin
mas mumun hunting foto hanya demi nyaingin pemrednya Detik di instagram yang
lagi merangin dia lewat posting2 foto tandingan di Singapore dalam waktu yang
bersamaan.
Okeeei. Dan aku? Hunting es
potong lagi. Hahaha. Dan nyempetin wawancara lagi. Di depan Tang mall, aku
sempat ngobrol dengan pegawai mall yang lagi makan malam. Dia orang Filipina
yang kerja disini. Aku coba tanya-tanya tentang kehidupan malam di sini.
Ternyata, di sini hanya ramai sampai 23.00 waktu setempat. Selepas itu mall
sudah harus tutup. Kalau mau begadang, turis-turi suka geser ke Clarke Quay
untuk nyamperin bar dan juga live music show di sana. Nice info Laura Maria.
kurang gembel apa coba fotografer gue... untung dia baik, hehehe pis mas :p |
belagak kayak shopinista |
Nah menghabiskan malam di Orchard Road ini memang awesome. Menikmati kehidupan malam di negeri orang. Sebenernya sih alasan sebenarnya dua orang sobat saya ke jalanan ini selain buat refreshing adalah biar bisa ngasep. Nggak betah banget mereka tanpa ngasep di ruangan ber AC dan juga seharian sama bu rektor. tapi serulah...
Karena suddah ditinggal mobil
travel, maka kami sekitar pukul 23.00 harus segera balik ke NTU. Kami naik MRT
dari bawah Ion Orchard Mall. Kami harus ganti dua line MRT. Pertama ke Jurong
East, melewati dua station sampek ke Pioneer. Dan Pioneer kami naik taksi ke
NTU. Ongkos MRT nya SGD 6. Plus ongkos taksi nya SGD 8,5. Sebenarnya argonya
segittu. Tapi karena itu sudah tengah malam, maka mereka dapat komisi tabahan
harga sebanyak 30 persen. Jadinya SGD 10,8
deh.
keren ima...
BalasHapusoya minta CP nya dong :p
Ah mbk el... Seriusan ta... Tak pm di fesbuk aja mbk...
BalasHapus