Malem tahun baru itu, pasti identik dengan tiup terompet, konvoi, dan pesta kembang api. Sudah empat tahun di Surabaya, nggak membuat saya penasaran dengan 'apa sih yang dilakukan masyarakat kota megapolitan sekelas Surabaya dalam menghabiskan malam tahun baru?'. Sampai malam ini, saya penasaran tingkat dewa.
Motivasi ini tentu saja didukung karena saya memang nggak pernah tahun baruan. Setiap tahun baru pasti mantengin TV yang lomba-lomba nyuguhin tayangan paling wow. Tapi tidak dengan tahun ini. Rasa penasaran akut saya dan dengan suntikan adventure tengah malam yang sedang bergejolak, saya mau tahun baru kali ini, saya bergerilya.
Well, tapi ternyata rencana itu nggak semulus yang dibayangkan. Entah mitos, kutukan atau apa, malam tahun baru pasti hujan. Mungkin ya, ketika bumi ini mulai titik nol revolusinya pada matahari (khususnya Indonesia) selalu mengalami keadaan evaporasi tinggi, sehingga mengabitkan hujan di sore atau malamnya, Hampir di semua kawasan. Nah lho. Butuh riset kali ya.
Tapi, alhamdulillah hujannya nggak hujan bombai sampek tengah malam. pukul 21.00 si ujan udah kehabisan cadangan air untuk ditumpahkan. Dan itu tandanya saatnya saya beraksi. Setelah aksi mutung-mutungan dan tarik tambang dengan partner new year eve saya, akhirnya kami keluar juga pukul setengah sepuluh/
Dan benar saja, yang namanya jalanan ramenya bukan main. Jalanan menjadi track manis buat para anak ALAY untuk unjuk kealay-an. Mulai dari kebut-kebutan, semprong-semprongan knalpot, sumpah suaranya bikin mbenging. Dan knalpotnya itu lho, bikin mabok darat. Nggak tanggung-tanggung, mereka bahkan melakukan aksi semprong-semrongan itu di tengah jalan. Kayak nggak punya dosa aje.
Dengan tampang anak muda mudi, bonek juga nggak absen, mereka udah niat banget macak alay. Baju norak, rambut disemir, lalu mejeng di pinggiran trotoar dengan kaki nangkring di atas motor. Ilfil gue.. Semoga adek saya yang masih alay itu nggak terkontaminasi sama hal-hal beginian. Amiin.
Malam berlanjut sampai tengah malam tepat saat pergantian tahun. Hmm,, ini baru keren. Pesta kembang api. Kalau pesta kembang api ini, bukan gaweannya anak alay pastil. Berdasakan pengamatan berkeliling (walau g jauh, cuman Kertajaya dan sekitran Gubeng), yang nyumet kembang api itu bukan anak-anak alay. Tapi orang-orang borjuis, yang 'niat' tahun baruan. Pasti anak-anak alay itu nggak punya duit buat bakar kembang api. Hahahaha tertawa iblis.
Kalau nggak pemerintah daerah ya pasti pusat-pusat keramaian yang bikin acara pesta firework. Kayak mall, cafe, dan restoran. Yup, walaupun nggak lihat sampek tanek kembang apinya, atau (aku berharap ada dibawah pesta kembang apinya kayak waktu di MTD, hehe) nyumet kembang api langsung, lumayanlah. Menghibur diri sebelum habis ini perang UAS.
Di perjalanan pulang, cobaan makin berat, terutama buat partner saya. Dia udah kudu misuh-misuh gara-gara nggak betah ngeliatin ulah anak alay yang main blokade jalanan dengan aksi motoran alay-nya. Kami berencana mau ke Grahadi, tapi batal karena Gubeng macet total. Yaaaa akhirnya kami memutuskan balik dan cari makan. Namanya arekk ITS, ujung-ujungnya makan di Keputih, menu penyetan ala Mas Cakep. Hahaha Mahasiswa!
Happy New Year 2013. Semoga 13 yang penuh keberuntungan dan kebaikan.
-attaching: karaoke eve:*