Dulu ketika maba di Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya, saya bahkan belum bisa membayangkan bagaimana ya saat semua tugas akademik di kampus perjuangan tunai. Begitu waktu itu tiba semua beban rasanya terangkat. Lega.
Tapi kata orang bahwa Tuhan selalu baik dan memberi kita apa saja tepat pada waktunya, semuanya benar dan nyata. Bahwa tidak ada suatu kebetulan, dan tidak ada musibah yang datang tanpa hikmah
Yap, saya sempat menganggap bahwa molornya saya satu semester adalah musibah terbesar. Tapi toh nyatanya tidak. Bergelut satu mata kuliah saja dalam enam bulan, bukan satu hal yang mudah. Jengah
But well, semua mengantarkan saya pada satu titik dimana saya berada sekarang. Semua sudah yang Di Atas yang mengatur. Semua perjuangan telah tunai, dan saatnya kita memulai perjuangan yang lain dengan mimpi dan tantangan baru, Kawan
Momentum 2009
Jadi ingat, momentum itu adalah nama angkatan kami. Nama kaum kami. Nama itu diberikan ketika kami seangkatan telah lolos menjalani proses ospek yang bernama Pengkaderan. Ada yang bilang pengkaderan di ITS berat? Ya. itu tidak bohong. Kami benar-benar ditempa bagaimana survive dengan mengenal keluarga kami seangkatan. Saya ingat dulu di awal-awal kami diminta untuk mengenal ke 64 teman kami satu sama lain. mulai dari nama, asal, golongan darah, sampai dia punya penyakit apa.
Dalam satu even bernama Physics Charakter Buildng (PCB), kami ditanya satu-satu poin-poin di atas sebagai indikator kami sudah saling kenal atau belum. Kalau hanya tahu nama saja, kena poin. Yang nanggung hukuman bukan kami langsung. Tapi seringnya adalah Komting. Komting itu semacam ketua kelas, ketua angkatan. Dia koordinator kami. Nah, pas jaman maba, komting Momentum itu tuh di foto yang tengah. Namanya Mashuri.
Dia komting yang keren, melas dan juga kasihan. hahaha (maaf ya mashuri). Tapi justru dia yang membuat kita jadi angkatan yang nggak cupu. He is a good komting. Jadi komting yang seringnya jadi korban naggung hukuman. Mulai dari push up, panggilan malam push up berantai, bahkan juga jotos-jotosan.
Hmmm entahlah. Kata orang ini yang bikin persaudaraan mahasiswa ITS itu erat. Bisa jadi begitu. Karena bagi saya, semua anggota Momentum adalah saudara. Mereka yang selalu ada dalam sedih senang dan juga tempat melibur lara. Karena hanya teman keluarga yang kita punya di tanah rantau.
Tempat curhat saat kangen, tempat ngutang saat kiriman telat, tempat mencari motivasi, dan juga tempat mencari inspirasi. Makanya, saat lulusan kemarin, rasanya seperti tersedot ke lorong waktu saat pengukuhan maba. Tak terasa bahwa 16 Maret 2014 itu telah mengukuhkan kami jadi sarjana.
Memang saya nggak ikut prosesi euforia saat di Jurusan bersama teman-teman yang lain. Bagi saya, semua suka dan luka yang terukir sudah cukup untuk saya bungkus dalam memori berlabel Keluarga Momentumku. Bersama mereka saya tumbuh menjadi seperti sekarang. Bersama mereka saya berkembang dan bersama mereka saya menemukan apa arti persaudaraan dalam persahabatan.
Mungkin kali lain kita bosa bersua lagi secara utuh. Dengan komitmen lain, dan mimpi-mimpi yang lain. Komitmen Momentum dulu apa ya? Menjadi keluarga yang kuat, berprestasi dan apa ya lupa. Hahahaha. Gara-gara ngapalinnya underpreasure sih..
Happy Graduation Momentum. Thanks for everything
*latepost
Kritis & bertanggung jawab
BalasHapus