Dulu, ada yang bertanya pada
saya, kenapa tangan kiri dijuluki tangan jelek. Atau singkat kata, kenapa orang
tua kita selalu bilang, “Hayoo, pake tangan bagus,” maksudnya pakai tangan
kanan saja jangan pakai tangan kiri. Teman saya waktu menanyakan pada saya
mengapa anak kecil diberi mindset bahwa tangan kanan itu tangan yang lebih baik
dari tangan kiri. Kalau dia bilang, kan nggak adil
bagi orang yang misal hanya punya satu tangan. Misal kanan saja atau kiri saja.
Waktu satu menjawab, ya karena
tangan kanan itu tangan yang bagus. Lebih bertata karma. Sekaligus tangan kiri
adalah tangan syaitan. Dimana syaitan selalu memakai tangan kirinya ketika
makan. Mungkin juga untuk yang lain.
Teman saya itu sempat bertanya,
memangnya ada dalilnya tangan bagus itu tangan kanan? Saya memang selalu lemah
dalam hafalan nasab hadist. Saya pernah dengar, tapi saya lupa. Pokoknya yang
saya ingat itu adalah tangan kiri itu adalah kebiasaan syaitan. Itu yang
dijadikan adaptasi hukum mengapa tangan kanan dikatakan tangan baik dan tangan
kiri adalah tangan jelek.
Dan beberapa bulan lalu saya
menenmukan hadistnya. Bunyinya begini:
Saya ingat, teman saya sempat
bilang “Masak Allah menciptakan tangan, tangan jelek? Ya enggak kan, tangan
kanan dan tangan kiri itu sama-sama bagus,” katanya waktu itu. Kami sempat
berdebat, bukan berdebat sih, berdiskusi tepatnya. Saya selalu kalah. Karena saya
ya itu tadi lupa dalil, saya selalu gagal menyebutkan itu disebutkan di hadist
yang mana atau di quran surat apa.
Yaaa, paling tidak saya senang
berdiskusi dengan si anak ini. pertanyaannya sederhana. Mudah dinalar, namun
kembali lagi, kita memang selalu harus punya dasar ketika melakukan sesuatu.
Juga ketika menetapkan sesuatu. Amal tanpa ilmu itu nonsense kan. Begitu juga
ilmu tanpa amal.
Ahaha, jadi ceritanya saya
sekarang sedang rindu berdiskusi dengan kawan saya satu itu. Rindu untuk
berdiskusi, dan rindu untuk merionalisasikan tentang agama, budaya, dan
syariat. Ngobrol dengannya itu sebenarnya bukan level saya. haha. Tapi sekarang dia sedang pergi
jauh. Jauh sekali. Cannot be reached. Hehe. Langka teman seperti dia. Yang
selalu mebuat saya selalu belajar lagi, belajar lebih. Tentang yang sederhana
hingga yang paling rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar