Senin, Oktober 28, 2013

Tangan Kanan Tangan Bagus, Tangan Kiri Jangan Iri

Dulu, ada yang bertanya pada saya, kenapa tangan kiri dijuluki tangan jelek. Atau singkat kata, kenapa orang tua kita selalu bilang, “Hayoo, pake tangan bagus,” maksudnya pakai tangan kanan saja jangan pakai tangan kiri. Teman saya waktu menanyakan pada saya mengapa anak kecil diberi mindset bahwa tangan kanan itu tangan yang lebih baik dari tangan kiri. Kalau dia bilang, kan nggak adil bagi orang yang misal hanya punya satu tangan. Misal kanan saja atau kiri saja.

Waktu satu menjawab, ya karena tangan kanan itu tangan yang bagus. Lebih bertata karma. Sekaligus tangan kiri adalah tangan syaitan. Dimana syaitan selalu memakai tangan kirinya ketika makan. Mungkin juga untuk yang lain.

Teman saya itu sempat bertanya, memangnya ada dalilnya tangan bagus itu tangan kanan? Saya memang selalu lemah dalam hafalan nasab hadist. Saya pernah dengar, tapi saya lupa. Pokoknya yang saya ingat itu adalah tangan kiri itu adalah kebiasaan syaitan. Itu yang dijadikan adaptasi hukum mengapa tangan kanan dikatakan tangan baik dan tangan kiri adalah tangan jelek.

Dan beberapa bulan lalu saya menenmukan hadistnya. Bunyinya begini:


Saya ingat, teman saya sempat bilang “Masak Allah menciptakan tangan, tangan jelek? Ya enggak kan, tangan kanan dan tangan kiri itu sama-sama bagus,” katanya waktu itu. Kami sempat berdebat, bukan berdebat sih, berdiskusi tepatnya. Saya selalu kalah. Karena saya ya itu tadi lupa dalil, saya selalu gagal menyebutkan itu disebutkan di hadist yang mana atau di quran surat apa.

Yaaa, paling tidak saya senang berdiskusi dengan si anak ini. pertanyaannya sederhana. Mudah dinalar, namun kembali lagi, kita memang selalu harus punya dasar ketika melakukan sesuatu. Juga ketika menetapkan sesuatu. Amal tanpa ilmu itu nonsense kan. Begitu juga ilmu tanpa amal.

Ahaha, jadi ceritanya saya sekarang sedang rindu berdiskusi dengan kawan saya satu itu. Rindu untuk berdiskusi, dan rindu untuk merionalisasikan tentang agama, budaya, dan syariat. Ngobrol dengannya itu sebenarnya bukan level saya. haha. Tapi sekarang dia sedang pergi jauh. Jauh sekali. Cannot be reached. Hehe. Langka teman seperti dia. Yang selalu mebuat saya selalu belajar lagi, belajar lebih. Tentang yang sederhana hingga yang paling rumit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar