Selasa, April 26, 2011

Retorika Kesombongan Idealisme Mahasiswa

Antara miris, kecewa, bangga, dan shock. Pengalaman lima hari mengikuti LKMM TM IV FMIPA mengantarkan jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ada di pikiranku. Tentang peran fungsi mahasiswa dan anekdot PFM itu sendiri.


Aku pernah diceramahi tentang pergerakan mahasiswa oleh seorang tokoh di desaku. Begini katanya, “Yo ngunu mahasiswa, senengane ndemo pemerintah. Tapi deloken mene lak yo podho ae,” begitu celetukkan pria yang sekiranya seumuran ayahku itu.

Dalam LKMM TM IV kemarin, salah satu tokoh pergerakan FMIPA, Pak Agus Ma’sum didaulat datang membawakan materi mentalitas ideal mahasiswa ITS. Dia adalah pelopor pergerakan di FMIPA dan ITS, ketua Senat FMIPA, dan SM ITS. Dia adalah sosok yang getol menyuarakan perubahan bangsa. Apalagi saat dijamannya adalah jaman penuntutan reformasi dengan mengkudeta Presidea Soeharto.

Jujur saya sangat salut dengan system pemikiran beliau yang tak hanya menjadi mahasiswa akademis tapi juga rela menyibukkan diri dengan aktivitas-aktivitas untuk kepentingan bangsa. Itak hanya urusan yang tinggi-tinggi. Tapi ia juga rela berdemo hanya karena jalan di kawasan kapetih rusak berat. Atau juga rela membela rakyat di gusur karena pembangunan Mall Galaxy Sukolilo.

Perjuangan-perjuangan yang sepertinya kecil, tapi justru itu yang sangat berarti bagi masyarakat riil yang ada di sekitarnya. Ternacam drop out karena mendemo rektorat, dia juga menyebut Pak Suasmoro kok bisa sekarang jadi Pembantu Rektor bagian Kemahasiswaan…

Intinya, dia adalah seorang pejuang, ketika masih mahasiswa.

Namun cerita pun berlanjut. Usai lulus dan menyandang gelar sarjana, ia sempat ikut bergabung dengan salah satu partai politik. Tapi tak lama, ia memutuskan untu hengkang dan lepas dari dunia perpolitikan. “Politik itu busuk,” begitu cercanya. Ia lalu mengalihkan aktivitasnya dengan menjadi entrepreneur, hingga jadi sukses seperti sekarang.

Satu pertanyaan yang menohok saya utarakan. Tentang anekdot yang sempat mampir di telinga saya. Bahwa berarti begitu lah mahasiswa, yang hanya saat mahasiswa aja getol menyuarakan kritik pada pemerintah, menyuarakan jeritan rakyat jelata. Namun saat sudah lepas dari statusnya, ya sudah. Seperti anekdot, hanya menjalankan PFMnya saja. Begitu sudah cukup.

Lalu bagaimana kalau memang semua mahasiswa pun berpikiran seperti demikian. Ketika orang-orang berpemikiran cerda, dam kritis tetapi tidak beupaya dan berambissi menduduki kursi-kursi pemerintahan dengan alasan klasisk politik itu kotor atau bahkan busuk. Lalu siapa yang akan menjalankan roda pemmritahan?

Kerena jika agen-agen perubahan saja menyerah dengan kondisi. Maka tampuk kepemimpinan akan terus terisi oleh orang-orang oportunis yang hanya berbuat demi kepentingannya masing-masing.

Saya hanya kecwa, karena tokokh kebangaan pergerakan FMIPA pun melakukan hal serupa. Lalu apa arti teriakan perjuangan perubahan, dan semuanya itu? Hanya retrorika belaka kah? Melucut kebencian pada hakekat mahasiswa yang sok idealis dengan status mahasiswanya sendiri.

2 komentar:

  1. Berarti ada kesempatan seorang Ima yang selalu ingin melakukan perubahan berjuang hingga nanti...meski banyak provokator yang akan mengebiri cita-cita kita kelak,.ingatlah..katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih... politik adalah seni menebar kebaikan,... jika disalah gunakan ya apapun itu baik politik atau bahkan yang baik sekalipun juga jadi buruk tergantung niat ....ya tho...semangat nduk,...punten belum bisa menjadi kakak yang baik di sospol....berharap kebaikanlah yang pean tiru, yang jelek monggo ditinggal...oke!

    BalasHapus
  2. hm..iya mbak politik itu sangat sangat sangat luas dan susah dimengerti y mbak, banyak orang yang sudah terjebak dalam kantong pikiran butuk tentang politik, atau jangan2 itu bukan sekedar paradigma??

    kadang sya rasanya mati omong juga kalo ditanyain buat apa belajar n bergelut di dunia perpolitikan (padahal yo jeg ngene2 ae)

    tapi,, titi poin dari tulisan ini adalah,, apakah pergerakan mahaissa hanya untuk sekedar pengharum masa-masa mahasiswa saja??

    BalasHapus