Saya sedang on going membaca buku fiksi alias novel karya Iwan Setyawan. Itu lho, yang judulnya 9 Summers 10 Autumns. Membaca lembar demi lembar menyelami kisah hidupnya semasa remaja turut membuat memori saya turut mengelana.
Saya teringat masa2 SMA saya ketika di SMAN 1 Jombang. Saat itu orang tua saya sudah pindah ke Bangil (sebelum pindah ke Mojokerto). Waktu duduk di kelas dua, guru mata pelajaran bahasa Indonesia saya selalu memberi tugas meresensi buku. Buku apa saja. Mulai dari novel yang fiksi hingga buku non fiksi.
Bagi saya yang suka banget dengan novel, tentu saja ini bukan tugas yang memberatkan. Justru sangat menyenangkan. Itu berarti saya ada alasan untuk pergi ke Auror, persewaan novel langganan saya. Ehehe, soalnya ibu saya melarang saya untuk menyewa novel banyak2. Tapi, kesenangan saya yang bahkan addict dengan buku cerita terbaca pula oleh teman-teman saya. Yang entah mengapa belakangan justru menyuruh saya untuk membuatkan resensei tugas mereka.
Saya mau. Dengan senang hati malah. Karena dengan begitu saya akan membaca buku-buku fiksi secara gratis dan tanpa menyewa. Dan serunya saya yang memilih sendiri novel mana yang mau saya resensi dan dia yang bayar. Hahahaha indahnya dunia. Begitulah dulu saya. Padahal dulu tugas ngeresensi buku itu dua minggu sekali. Dan saya melayani order sesensi lebih dari tiga orang. Nggak hanya teman satu kelas soalnya, juga dari lain kelas.
Agak parah memang. Tapi teman-teman saya justru senang karena saya yang meresensi. Tanpa mereka repot baca bukunya, resensi sudah jadi dan nilainya selalu bagus. Kalau kadang kurang bagus teman saya juga nggak berani protes, malah saya disuruh milih novel yang lebih bagus lagi untuk diresensi. Hahahaha #evil-laugh
Saya teringat masa2 SMA saya ketika di SMAN 1 Jombang. Saat itu orang tua saya sudah pindah ke Bangil (sebelum pindah ke Mojokerto). Waktu duduk di kelas dua, guru mata pelajaran bahasa Indonesia saya selalu memberi tugas meresensi buku. Buku apa saja. Mulai dari novel yang fiksi hingga buku non fiksi.
Bagi saya yang suka banget dengan novel, tentu saja ini bukan tugas yang memberatkan. Justru sangat menyenangkan. Itu berarti saya ada alasan untuk pergi ke Auror, persewaan novel langganan saya. Ehehe, soalnya ibu saya melarang saya untuk menyewa novel banyak2. Tapi, kesenangan saya yang bahkan addict dengan buku cerita terbaca pula oleh teman-teman saya. Yang entah mengapa belakangan justru menyuruh saya untuk membuatkan resensei tugas mereka.
Saya mau. Dengan senang hati malah. Karena dengan begitu saya akan membaca buku-buku fiksi secara gratis dan tanpa menyewa. Dan serunya saya yang memilih sendiri novel mana yang mau saya resensi dan dia yang bayar. Hahahaha indahnya dunia. Begitulah dulu saya. Padahal dulu tugas ngeresensi buku itu dua minggu sekali. Dan saya melayani order sesensi lebih dari tiga orang. Nggak hanya teman satu kelas soalnya, juga dari lain kelas.
Agak parah memang. Tapi teman-teman saya justru senang karena saya yang meresensi. Tanpa mereka repot baca bukunya, resensi sudah jadi dan nilainya selalu bagus. Kalau kadang kurang bagus teman saya juga nggak berani protes, malah saya disuruh milih novel yang lebih bagus lagi untuk diresensi. Hahahaha #evil-laugh